I LOVE 1989!!!
Weeeeeell....!
It's so fresh
Jadi ide Taylor untuk hijrah dari country ke pop adalah ide yang yaah not bad lah. Pertama kali dengar Shake It Off, jujur, sangat aneh. Especially pas liat video klipnya yang, wow-itu-bukan-Taylor-banget pada awalnya. Tapi, setelah mendengar beberapa kali, yah, lumayan lah, mulai bisa dengerin sambil joget-joget, loncat-loncat, goyang-goyang absurd dari lantai 2 ke lantai 1 rumah.
Oke, itu bukan lumayan. Itu lebay!
Shake It Off mulai terkenal, mulai dipake jadi backsound acara-acara gosip, dan acara-acara tivi lainnya. Hmm....
Lalu keluarlah...
Out of The Woods!!!
This is cool! Really. Gue suka lagu ini dari awal banget denger. It's nothing except cool. Gue bisa merasakan kekerenan dari lagu itu. Gue merasa keren denger lagu itu. Gue merasa lagi tersesat di hutan yang dipake buat syuting film vampir dan serigala. Walaupun filmnya ngga keren, tapi gue ngga mikirin. Gue mikirin hutannya. Lalu gue merasa hipster abis. Walaupun gue tau, hipster sama hutan itu ngga ada hubungannya. Lagian, emang hipster tuh apaan. sih?
Well, setelah 2 lagu dari 1989 ini gue denger, gue merasa kayaknya lagu-lagu lainnya bakal keren juga nih. Setelah Shake It Off dan Out Of The Woods udah sering gue denger dan udah gue share di-path, Taylor me-release lagu lainnya dari 1989. Welcome To New York. It's catchy. Just it. Karena menurut gue kurang universal aja, sih. Soalnya kalo liriknya diganti sama Jakarta, itu ngga bisa. New York itu dua suku kata, Jakarta itu tiga suku kata. Kan gue maunya Jakarta, walaupun gue tinggal di BEKASI. Jadi, lagu ini nggak gue share di-path (penting banget emang tiap lagu di-share di-path?).
Hingga pada akhirnya tibalah tanggal itu, tanggal 27 Oktober 2014, Taylor Swift secara resmi me-release album terbarunya, 1989. Aaaaaaand......
Ya, keren. Dan oh iya, karena gue tinggal di Indonesia, dimana penyaringan tayangan tivi sangat dinomorsatukan terutama untuk tayangan-tayangan luar, video klip Taylor yang sekarang jadi banyak yang diblur dan di-cut :(
Semoga mbak Taylor ini bikin video klip buat lagu-lagu lainnya nggak banyak ada yang terindikasi mesti diblur lagi yaa :)
Gue juga denger lagu-lagu lainnya kayak Style, All You Had To Do Was Stay, Blank Space, Wildest Dreams, I Know Places, Clean, How You Get The Girl, This Love, I Wish You Would, dan Bad Blood (oke, itu semuanya gue sebutin) itu keren-keren. Ya musiknya yang emang nge-pop, ya liriknya...
Well, gue sering bilang di postingan-postingan sebelumnya kalo Taylor Swift mencuri diary gue. It's true. Tapi di 1989 ini, kebanyakan lirik tentang patah hati dan galau, bahkan tentang putus-pengen balikan-tapi nggak mau, dan agak nggak related gitu sih sama love-life gue. Kalo gue bilang 'agak', berarti masih ada sedikit relasinya. Yes, Taylor does steal my diary again. Tapi diary gue yang lagi galau. Dan dengan musik yang Taylor bikin, lagunya jadi terdengar keren buat gue.
Dari situ gue membuat komparasi. I found something that, tulisan gue waktu galau jauh lebih keren dan lebih rasional dibandingkan dengan tulisan (di diary) gue yang nggak lagi galau. I found that, when I feel alone and lonely, many cool-unspoken words out of my head. Semudah itu, se-mengalir itu, se-filosofis itu, dan jadinya sekeren itu, setelah lama gue baca kembali (setidaknya, menurut gue).
Dan gue juga melihat itu di album 1989. A way better, a way cooler. Nggak tau karena masih baru atau emang musiknya keren, tapi gue suka. Terutama musiknya. Liriknya juga keren. Meskipun liriknya ngga sepanjang dan sebanyak di album-album sebelumnya, tapi menurut gue lirik di 1989 ini genius.
Hmm...
Kayaknya, memang jatuh cinta itu membuat akal tidak bisa berpikir secara rasional. Lalu tersentak dan tersadar justru karena hal yang tidak diinginkan yang bahkan dapat menghasilkan emosi yang lebih kuat dan bijak yang tertuang di dalam sebuah tulisan.
Hmm...
No comments:
Post a Comment