January 09, 2016

Welcome 2016?

Hi, 2016! Well, actually, 9 January 2016. Baru saja di postingan yang terakhir, aku bilang akan rutin memposting tulisan di blog.

Ya, jadi malam tahun baru dan memasuki akhir pekan tahun baru kemarin, aku benar-benar sibuk mengurus pesanan. Memang tidak banyak, tapi cukup menyita waktu. Aku jadi tidak bisa bermalam tahun baru bersama teman-temanku. Sedih. Tapi, kalau aku tidak menyelesaikan kue pesanan, habislah aku.

Kalau dipikir-pikir, sebenarnya kalau tidak bermalam tahun baru bersama KADICHAREVWAY, tidak terlalu masalah. Beberapa malam tahun baru terakhir kami selalu menghabiskan waktu bersama. Sudah biasa. Terkadang malah ingin tahu, bagaimana rasanya bermalam tahun baru di rumah. Menonton film-film layar lebar yang banyak ditayangkan di televisi, melihat berita tentang betapa ramainya orang-orang menyambut tahun baru, dan sebagainya. Ya, akhirnya aku merasakannya. Bermalam tahun baru di rumah dengan aktivitas yang kusebutkan di atas, ditambah makan malam dengan layanan pesan antar yang delivery man-nya harus beberapa kali memperingatkan kalau pesanan tidak bisa datang tepat waktu karena jalanan macet di mana-mana. Apa menurutmu malam tahun baru seperti itu menyedihkan? Tidak, menurutku. Well, aku memang sedih. Tapi bukan karena pesanan delivery yang datang terlambat atau pun karena bosan menonton televisi. Aku sedih, karena merasakan sepi tidak berkumpul dengan KADICHAREVWAY. Kalau mereka membaca ini, pasti mereka kepedean. Awalnya kukira biasa saja, tapi, walaupun sedikit, ternyata ada juga perasaan sedih dan perasaan ada yang kurang-nya.

Hhhh. Ya, aku sedih saja, kita tidak pernah tahu kan, apakah di malam tahun baru berikutnya masih bisa bersama atau tidak? Mungkin bisa, tapi pasti sulit.

Sudahlah...

Well, selama seminggu ini, alhamdulillah, aku disibukkan dengan pesanan kue ku. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk sebuah niat yang baik. Akan ada banyak rintangan di depan, tapi salah kalau aku terlalu khawatir dan memikirkannya. Pikiran seperti, 'duh, takutnya nanti seperti ini, takutnya nanti seperti itu', dan sebagainya. Aku pernah mendengar nasihat seseorang, beliau bilang, "untuk apa khawatir? Untuk apa bilang nanti takutnya begini, nanti takutnya begitu? Bukankah itu namanya berburuk sangka terhadap takdir Allah?" Aku terdiam, tidak dapat berkata apa-apa. Iya, benar, ternyata tanpa kusadari, aku pernah, bahkan sering berburuk sangka terhadap apa yang akan terjadi di kemudian hari. Astaghfirullah. Padahal, semua yang akan terjadi nanti adalah rahasia Allah. Mungkin kita bisa memperkirakan langkah apa yang seharusnya kita ambil untuk meminimalisir kegagalan atau kesalahan atau hal negatif lainnya, tapi dengan diiringi doa dan prasangka baik terhadap hal tersebut. Mendengar nasihat itu, aku semakin yakin, bahwa doa dan pikiran positif akan apa yang terjadi di depan adalah kekuatan yang tidak ada bandingannya. Bismillah all the way...

No comments:

Post a Comment