February 05, 2013

Tidung is All About - Day 4 (Our Hidden Beach)

Days gone so fast, mengingat besok udah harus kembali ke Jakarta. Hari ini kami habiskan waktu lagi dengan bersepeda sambil mencari tempat baru. Hari ini juga, kami sepedaan secapek-capeknya dan sejauh-jauhnya. We're gonna leave Tidung... tomorrow.

Tempat pertama di hari ke-4 di-lead oleh Dian. Bersepeda menyusuri jalan dan gang-gang mengikuti Dian yang memimpin di depan. Walaupun jalanannya becek, ngga beraturan, nggak tau juntrungannya, tapi kami tetap ngikutin. Namanya juga jalan-jalan sepedaan. Hingga akhirnya kami sampai di tempat yang mirip pelabuhan/dermaga, tapi bukan pelabuhan atau dermaga umum, cuma buat nelayan-nelayan Tidung yang bermukim di situ aja.

Angin dan matahari menyambut kami setibanya di sana. Hari ini, Tidung terik. Sempat bikin kami ragu untuk pulang besok. Takutnya, setelah seharian terik, hari berikutnya hujan deras. Kadang, galaunya cuaca, bisa nular juga...






gantian Dian yang merem









Tadinya, kami mau langsung lanjut nyari tempat lain abis dari sini. Tapi berhubung hari Jum'at, jadi yang cowok-cowoknya juga males jalan jauh-jauh. Jadi kami di sini sebentar, ber-henpon (di sini dapet sinyal loh!) sambil menunggu waktu solat Jum'at. Meanwhile yang cowok solat Jum'at, para cewek menunggu dengan makan bakso super gede dan nonton tv di rumah.

Lanjut lagi jalan-jalan. Revi yang pengen banget beli oleh-oleh, minta ditemenin dulu nyari tempat jualan oleh-oleh yang bagus. Akhirnya kami menuju ke arah Jembatan Cinta.

Biar ngga usah bayar parkiran, gue, Ika, dan Dian, nunggu sekalian jagain sepeda di luar, di depan gerbang pintu masuk area Jembatan Cinta. Ya nggak persis di depan gerbangnya, sih. Di sana ada SMK yang di depannya ada taman dan tempat duduk, kami bertiga nunggu di situ. Wahyu, ikut nemenin Revi belanja. Ini kok ya kebalik. Cowok yang belanja, cewek yang nungguin. Selama menunggu, ada tontonan menarik yang bisa kami lihat. Anak-anak baru SMK di sana lagi pada dikerjain seniornya haha. Entah orientasi siswa baru, entah orientasi ekstrakurikuler.


 itu tuh yang mau belanja tuh


 di sini para cewek nunggu



 ini nih, anak-anak SMK yang lagi dikerjain
gue ngambil fotonya ngeri-ngeri, kan serem kalo ntar disamperin


Know what? Mereka yang belanja, mereka cowok loh ya, lama bangeeet. Mungkin ada satu jam kami nunggu. Iiiiih! Karena tontonannya udah abis, kami telepon mereka yang lagi belanja itu. Ngga lama, mereka muncul. Ngeliat mereka jalan, kami iseng-iseng ngobrol...
L: "liat deh tuh orang dua."
I: "kenapa emangnya?"
L: "trus coba liat ke anak-anak SMK berseragam itu."
D: "kenapa sih?"
L: "beda banget. Yang satu (anak-anak SMK) tegap, keren, gagah (efek seragam kayaknya), yang satunya lagi (Wahyu dan Revi) cengengesan, selengean. Hahaha."
I: "hah? Oh iya ya! Hahahahaha!"
D: "oh iya! Hahahaha!"
Setelah dua orang itu datang dan keheranan, kami pura-pura diemin mereka gara-gara bete nunggu kelamaan.

Kami lanjutkan lagi perjalanan menuju bagian barat pulau Tidung. Rutenya, ikutin aja jalan lurus dari arah Jembatan Cinta ke barat.


 pantai dengan banyak rumput laut


 ouch, I'm sorry seaweed, for stepping on you


 get ready to another amazing place
 

Foto-foto di atas diambil di sebuah pantai yang tepinya banyak terdapat rumput laut dan dangkal. Di sini, kami mulai benar-benar merasakan panasnya Tidung. Hari-hari sebelumnya, ngga berasa. Ada enaknya juga liburan ke pulau pas musim hujan. Di pulaunya ngga terlalu panas, tapi ngga hujan juga, soalnya, awan mendungnya cuma lewat, langsung ketiup angin dan ya itu, awannya ke Jakarta (pernyataan macam apa ini?!). Haha. Ya, karena seringnya main juga sih, jadi ngga terlalu berasa. Tapi hari ini, di pantai ini, panasnya berasa. Sayang, fotonya cuma sedikit (mungkin) gara-gara memory card-nya corrupt, padahal lumayan banyak foto yang diambil di sini.

Kami lanjutkan perjalanan, cari tempat lagi.

Kami nemuin tempat-tempat bagus yang belum kami datangi kemarin (yang udah kami datangi, kami lewati). Kami melewati rumah penduduk, tepi pantai, hutan, sampe padang ilalang.


 bersepeda di tengah padang ilalang


Semakin ke sana, jalanan semakin padat dengan semak dan tanaman perdu, hingga yang terlihat cuma sebatas garis yang tidak terlalu lebar, tapi bisa dilalui orang, sepeda, atau pun sepeda motor.

Itu sih, namanya jalan setapak, Cha!
Sst, diem ah. Lanjut lagi.

Di jalanan yang menyulitkan kami menggowes sepeda itu, samar-samar kami mendengar deburan ombak. Semakin jauh dan semakin dalam kami berjalan masuk ke pepohonan-semak belukar, semakin jelas suara ombak itu. Zrasss, zrasss... suara ombak makin jelas terdengar. Feeling gue mengatakan, tempat yang akan kami temukan setelah jalanan penuh semak belukar ini akan indah.

R: "Samudera, di atas air." kata Revi pas sampe di pantai.
Semuanya ketawa.
Gue rasanya pengen loncat dari sepeda dan membiarkan sepedanya jatoh, lalu langsung lari menuju pantai. Tapi gue inget, kalo sepedanya rusak, bisa-bisa gue susah pulang.

Another special 'dishes' from Tidung.

This, is our hidden beach...






 'shooting' film "Samudera Di Atas Air 2"
Ika melawan dementor (Revi)









Ini pantai tersembunyi kami karena waktu itu pantai ini sepi, jarang ada orang yang lewat. Jalanan menuju ke sini juga sempit, berkelak-kelok, dan penuh semak belukar.














don't forget to make a sand-mark


Malamnya, alhamdulillah cerah, kami keluar ke dermaga dekat rumah untuk melihat bintang. Nggak terlalu banyak bintang malam itu, tapi ada bulan, dan tentu aja, kami berlima. Yang penting bareng-bareng, berlima, sudah cukup.

A beautiful place with gorgeously amazing friends is..
UNFORGETTABLE, UNCHANGEABLE, IRREPLACEABLE
What a beautiful farewell...

No comments:

Post a Comment