January 13, 2011

Rujak Beubeuk

Pulang kuliah udah bete. Berniat mau nge-steam motor berhubung udah kotor. Mau ngeluarin motor tiba-tiba mendengar suara. Suara yang tidak asing tetapi sering tidak dipedulikan. Tukang rujak beubeuk lewat. Ah, udah lama juga nggak makan ini rujak. Jadi, ke-pending dulu lah itu nyuci motornya. Beli rujak.


rujak beubeuk

Udah ada modifikasi. Dulu pake wadah dari daun pisang. Sekarang pake wadah plastik. Pantes harganya naik. Dan gue rasa, lebih baik pake daun pisang. Selain murah, juga jadi nggak nambah-nambahin sampah plastik.


rujak beubeuk + es krim












4 jam kemudian adalah adegan di kamar mandi *sensor*

Bonsai Oh Bonsai

Pagi tadi, seperti biasa gue bangun kesiangan. Eh sebenernya emang disengajain bangun siang, sih, soalnya baru ada kuliah jam 10. Langsung gue mandi dan bersiap-siap. Jam 9 kurang 15 gue udah siap. Tapi gue masih nyantai-nyantai sarapan. Selesai, gue langsung berangkat. Di jalan gue nggak tau kenapa kok kayaknya ada yang ketinggalan. Tapi apa ya? Gue tetep jalan, oke, bawa motor. Santai sekali gue bawa motor sambil nyanyi-nyanyi. Pas sampe kampus, lagi jalan ke kelas…

BONSAAAAAAAAAAAAAAAAI!!!!!!!!!!!!!!!!!

ASTAGHFIRULLAHAL’ADZIM… gue sama sekali lupa bawa itu tugas. Padahal udah gue bikin seminggu sebelum hari H. Bonsainya pun selama itu dipajang di tangga! Tangga! Tempat yang sering gue lewatin! Kenapa gue bisa SELUPA itu?????? Bodoh!

Gue masuk ke kelas dengan lunglai. Pula, hari itu gue UAS. Perasaan gue nggak enak. Mood gue berubah drastis. Rasanya gue pengen teriak. A! Oke, cukup.

Gue baru inget kalo dosen Dasar Graha itu dosen yang nggak enak banget. Serem gue jadinya. Tapi, bonsai yang di rumah itu udah gue bikin capek-capek dan dengan sepenuh hati (boong). Masa hasil karya gue nggak dinilai? Rugi banget gue. Argh. Jadi gue beranikan diri untuk minta izin pulang. Tapi disuruh ngerjain UAS-nya dulu, ya udah lah, pasrah. Nasib… nasib…

Setelah selesai ngerjain (cuma dikasih waktu 30 menit!!! Itu juga kayaknya nggak nyampe), langsung gue kebut nggak peduli apapun (boong). Serius, kecepatan 60-80km/jam. Perjalanan yang biasa memakan waktu 1 jam, dikebut jadi 15 menit. Itu rekor terbaru dan tercepat yang pernah gue pecahkan. Hanya DEMI NILAI!!!

Pas dinilai…

Gue : ‘bu, ini bonsai saya.’

Ibu Dosen : ‘aduh, serem amat bonsainya.’ (nyengir)

Lalu si ibu mencoret kertas nama gue. Sret sret sret, 75…

Entah kenapa, gue ngerasa… aduh… kok segitu ya dapetnya… Gue nginget-nginget lagi kejadian waktu gue ngebut di jalan tadi.

Capek, capek, capek. Nantang maut tadi di jalan ngebut. Hhh…

Lalu melihat nilai UAS yang ternyata udah keluar…



(penulis tidak bisa berkata apa-apa)

Tapi pada akhirnya gue pasrah. Ya, setidaknya gue dapet nilai.

(T.T)

ini bonsainya (emang gede sih, ya - -")

January 06, 2011

Weeping Willow Tree (Pohon Dedalu Menangis)

Namanya Weeping Willow Tree, atau kalau diterjemahkan ke Bahasa Indonesia disebutnya Pohon Dedalu Menangis. Kenapa pohon ini dinamai Dedalu Menangis? Menurut sebuah legenda, dulu, dedalu ini berdiri tegak. Namun, suatu hari, si Pohon melihat sepasang kekasih yang meninggal dunia. Ia sedih sekali. Saking sedihnya, cabang-cabang pohonnya merunduk sehingga mirip air mata yang bercucuran. Akhirnya, cabang-cabangnya itu tidak berdiri tegak lagi.

Nama Latin Dedalu Menangis adalah Salix Babylonica. Dedalu Menangis berasal dari Cina. Namun, kini, tumbuh juga di negara-negara lain di wilayah Amerika Utara. Pohon ini sangat cepat tumbuh. Dalam setahun, dapat tumbuh 3 meter. Pada musim semi, Dedalu Menangis merupakan salah satu pohon yang pertama kali menumbuhkan daun-daunnya. Lalu, pada musim gugur, Dedalu Menangis merupakan salah satu pohon yang terakhir kali menggugurkan daunnya.

Dedalu Menangis memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya, cabang-cabangnya yang merunduk seperti kanopi. Terasa teduh di bawahnya. Kanopinya ini juga indah sehingga orang suka menjadikannya pohon hiasan. Lalu, pohon ini mudah ditanam di berbagai jenis tanah. Meskipun tumbuh di daerah yang lembab dan dingin, pohon ini juga mampu bertahan hidup pada saat cuaca panas dan kering. Selain itu, Dedalu Menangis mengandung zat yang dapat dijadikan obat.

Dedalu menangis sangat suka air. Akarnya sangat gigih mencari sumber air di mana pun. Bahkan, jika ditanam berjarak 120 meter dari kolam, danau, atau sungai, si akar tetap bisa menemukan dan menyerap sumber air itu. Akarnya memang bisa menjalar sangat jauh dari batangnya.

Akarnya yang rakus air itu ternyata sangat mengganggu. Seringkali si akar merusak pipa-pipa saluran air, selokan, dan saluran pembuangan di dalam tanah. Karena itu, Dedalu Menangis lebih baik tumbuh di alam atau ditanam di area tanah yang super luas.



sumber: Majalah Bobo
baca juga: http://www.buzzle.com/articles/weeping-willow-facts.html