December 29, 2015

Combing Back Through: 2015 Lessons

Sebenarnya, 2015 banyak memberiku pelajaran. Tentu saja. Terutama dari pemikiran dan renungan-renunganku.

  1. Terlalu lengah membuatmu kalah.
  2. Nikmati saja hari ini, saat ini.
  3. Menangis tidak selalu tidak ada gunanya. Terlebih saat kau tahu mimpi-mimpimu terwujud di teman-temanmu yang bahkan tidak memimpikan itu. (Kemudian menangis lagi).
  4. Usahakan memberi kabar sedikitpun. Misalnya saat temanmu bertanya tentang kehadiranmu di grup obrolan. Kabarilah walaupun kau tidak bisa datang atau sudah pasti datang. Sesungguhnya mereka hanya butuh kejelasan.
  5. Don't envy someone on a blessing, because you don't know what God took from him.
  6. Menuruti semua keinginanmu kadang tidak terlalu baik. Mungkin dengan mengaturnya sedikit, bisa jadi lebih baik.
  7. Sungguh tidak ada yang sempurna di dunia ini. Saat temanmu mengeluh lelah setiap hari bekerja, kau masih punya waktu untuk melakukan hal yang kau suka.
  8. Memang kita tidak bisa begitu saja menghakimi orang lain. Kita tidak tahu apa saja hal yang telah ia lalui dan korbankan, bukan?
  9. Menata hati lebih bijak lagi.
  10. Uang benar-benar sulit dicari. Penghargaan terhadap uang yang didapat harus lebih ditingkatkan lagi, tapi jangan terlalu dijadikan orientasi.
  11. Environment does make you. You just control it. Berkumpul dengan orang-orang yang tidak baik, sedikit banyak membuatmu jadi tidak baik juga, walaupun kau sebenarnya baik (kalau bisa, kau yang mengubah teman-temanmu untuk jadi lebih baik). Berkumpul dengan orang-orang baik, akan menjadikanmu baik juga. Mind set! Lingkungan dan pergaulan bahkan bisa mengubah cara berpikirmu.
  12. Ibuku selalu mengingatkanku, kalau takdir yang diberikan oleh Allah ke setiap orang itu berbeda. Ada yang memang rezekinya menikah dulu walau pekerjaan belum hebat karena memang jodohnya sudah Allah datangkan, ada yang punya pekerjaan dulu baru menikah karena ternyata jodohnya baru ada saat sudah bekerja, ada yang rezekinya memang harus sekolah tinggi dulu baru menikah, dan sebagainya. Ikuti saja arah yang sudah diberi walaupun awalnya tidak seperti yang kau inginkan. Menyangkalnya hanya membuatmu merasa buruk dan melelahkan serta menjauhkan rezeki baik yang harusnya kau dapatkan waktu itu. Ingat selalu, janji Allah selalu benar.
  13. Lakukan apa yang harus kau lakukan dalam hal kebaikan.
  14. Banyak bersyukur dan sabar. God is Great, remember?

Sepertinya cukup. Entahlah. Terkadang aku merasa banyak hal yang kulalui di 2015 ini, tapi setelah kurangkum, tidak sebanyak yang kukira. Baiklah, semoga tahun berikutnya jadi lebih baik. Bukan hanya aku, tapi juga kau dan bumi ini. Ya, bumi ini. See you on 2016.

December 10, 2015

KADICHAREVWAY: Ika's 23rd Birthday

Paling akhir. Ika baru saja berulang tahun yang ke-23--tanggal 9 Desember kemarin--di saat yang lain sudah mau 24. Selang sebulan kemudian, Dian yang lebih dulu tambah usia ke 24. Haha.


Sayang sekali personilnya tidak lengkap. Dian sedang berada di Lampung sehingga kami melakukan video call agar tetap bisa 'berkumpul'. Wahyu harus absen karena ada acara mendadak.


Anyway! Happy Birthday Ika!
Have a wonderful and blessful year around!

December 07, 2015

A Note (A Random Note, Really) Part 3

Mengetahui teman-teman memiliki pekerjaan dengan pendapatan tetap--ditambah kadang liburan gratis memang sedikit menimbulkan rasa iri. Aku pernah menghindari mereka untuk menata hatiku. Tapi, aku tahu, Allah Maha Adil. Don't envy someone on a blessing, because you don't know what God took from him. Aku terdiam lalu tersenyum. Sungguh Allah Maha Adil. Aku hanya perlu sedikit bersabar menunggu giliranku untuk bahagia. Ibuku selalu bilang, rezeki setiap orang tidak akan tertukar. Lagipula, banyak kebahagiaan yang kulalui selama ini. Kalau aku masih tidak bersyukur hanya karena satu hal, manusia macam apa aku? Banyak hal yang telah teman-temanku alami, mengingat itu, aku semakin yakin kalau Allah Maha Adil. Terlebih saat aku menyadari bahwa aku kan tidak tahu bagaimana perjuangan mereka dalam menghadapinya. Perjuangan mereka pasti terbayar, kan? Ya, perjuangan mereka terbayar. Walaupun agak iri, tapi rasa sayangku pada mereka lebih besar dari itu.

Kini giliranku, perlahan tapi pasti. Walaupun belum terlalu kelihatan seperti teman-temanku, tapi aku berusaha menjalaninya. Aku juga manusia. Kuakui aku pernah marah pada keadaan. Tapi saat aku sadar aku terlalu berlebihan, aku tenang kembali. Aku tidak boleh melupakan blessings yang aku dapatkan hanya karena aku tidak mendapatkan satu hal yang aku inginkan. Semut di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak. Aku memohon ampun akan hal itu, lalu aku tata lagi jalanku.

December 06, 2015

A Note (A Random Note, Really) Part 2

Hanya sekedar memberitahu. Ini kusalin dari notes di ponselku yang sudah kutulis seminggu lalu.

Lanjutan dari postingan sebelumnya...

Aku sadar aku sudah banyak berubah. Anehnya, aku tidak suka dengan perubahan yang dulu pernah aku inginkan ini. Kulihat selembar foto dengan sosok gadis kecil sedang bersandar di belakang mobil ayahnya yang terparkir di tepi jalan. Rasanya aku ingin sekali datang ke waktu foto itu diambil dan menasihati gadis tersebut dengan apa saja yang harusnya dia ambil nanti agar tidak salah jalan, agar tidak bingung. Agar tidak seperti dia yang sekarang ini. Aku pernah menangisi hal itu. Tapi aku tahu, kita semua tahu, itu adalah hal yang klise, hal yang mustahil dilakukan. Walau begitu, bukan berarti menangisinya adalah hal yang tidak ada gunanya. Aku percaya menangis ada gunanya, bahkan untuk hal yang bodoh sekalipun. Menangis membuatku lega, walau aku tahu, menangis tidak mengubah hal yang telah terjadi, tapi, setelah menangis aku tahu aku bisa melakukan perbaikan agar hal tersebut tidak terulang lagi. Atau setidaknya, energi baru timbul setelah menangis. Energi untuk melangkah maju.

December 05, 2015

A Note (A Random Note, Really)

Apa namanya yang dalam suatu waktu dapat mengalami perubahan yang tidak hanya sekali?

Jika menghabiskan waktu di rumah disebut sebagai pengangguran, aku sangat menikmati waktu-waktu menganggurku. Hey, jangan salah paham, bukan maksudku menyenangkan diri sendiri dengan bilang begitu. Memang sebaiknya aku tidak menganggur, kan? Oke, apa yang akan kubahas kali ini? Yaitu tentang apa yang kupelajari selama satu tahun ini. Kalau agak melenceng, setidaknya aku berusaha sesuai dengan topik yang akan kutulis.

Tahun ini merupakan tahunku bebas dari segala hal yang berkaitan dengan kewajiban untuk sekolah. Maksudku, rutinitas seperti bangun pagi, mandi, cepat-cepat berangkat ke kampus/sekolah--saat masih sekolah dan belajar hingga sore lalu pulang, mandi, makan, dan tidur. Berulang seperti itu di tiap harinya. Aku masih ingat, ingat sekali, pada saat aku menjalani itu semua--terutama saat aku rasanya malas sekali bangun pagi untuk siap-siap berangkat sekolah atau ke kampus, aku selalu bertanya-tanya bagaimana rasanya tidak punya kewajiban seperti itu dan hanya menikmati waktu bebas? Aku merasakannya sekarang. Sangat menyenangkan. Sungguh sangat menyenangkan memiliki banyak waktu luang. Aku bisa melakukan apa yang kusuka. Aku bisa menulis atau membaca di tengah malam tanpa khawatir besok akan terlambat ke sekolah atau ke kampus, aku bisa tidur dini hari, aku bisa membuat kerajinan tangan dengan bebas, aku bisa jalan-jalan ke tempat rekreasi tanpa takut mengantri dan ramai, aku bisa melakukan semua hal yang tidak bisa kulakukan saat aku masih sekolah atau kuliah. Kau tahu? Itu sangat menyenangkan.

Setelah wisuda, aku pergi ke luar kota untuk liburan bersama teman-teman sekelasku di kampus. Aku bahkan pergi ke kampung halamanku sebulan setelahnya. Selain itu, aku menikmati waktu luangku di rumah.

Memiliki banyak waktu luang membuatku banyak berpikir. Terdengar keren, bukan, 'banyak berpikir'? Tidak usah salah paham. Karena waktu luang yang terlalu banyak, maka jadi banyak hal yang kupikirkan. Dari yang baik sampai yang buruk. Aku pernah merasa amat sangat terpuruk karena pikiranku sendiri. Pikiran negatif tentunya. Aku pernah berada dalam keadaan dimana aku tidak bisa mengontrol pikiranku. Aku berjalan dengan limbung. Aku merasa semua yang ada di hadapanku samar. Aku tidak bisa melihat dengan jelas mana yang hitam dan mana yang putih. Kadang hitam terlihat putih, putih terlihat hitam. Entahlah. Perkataanku terhadap orang lain bahkan menyakitkan. Aku tidak mengenal diriku sendiri lagi. Aku lebih terpuruk lagi saat menyadari apa yang kulakukan setiap berlaku buruk. Tapi, syukurlah aku bisa melewatinya. Aku tidak tahu, semua berlalu seiring berjalannya waktu. Di saat aku berbuat negatif, ada sesuatu yang membisikkanku. Bisikan masa lalu. Masa aku yang dulu, aku yang bisa mengontrol diriku dan semuanya dengan baik dan tepat. Ya, aku sadar, aku sudah terlalu mengikuti keinginanku. Aku pernah baca di sebuah novel. Di situ tertulis, jika kau terlalu mengikuti keinginanmu kau tidak akan bisa dewasa, kau akan semakin seperti bayi. Kadang, memang batas itu sangat diperlukan untuk mengembalikan kita ke jalan yang benar lagi.

December 01, 2015

A Note

Apa yang akan terjadi di 2016 nanti?

Hey, 2015 hanya tersisa satu bulan lagi. Seperti 2014, tahun ini terasa cepat sekali bagiku. Kalau 2014 kuhabiskan dengan menyelesaikan skripsi--sehingga aku benar-benar merasa 2014 begitu cepat berlalu, 2015 sepertinya menjadi tahun yang agak santai bagiku. Aku benar-benar menikmati kebebasan pasca kuliahku. Dan, oh ya, aku juga memulai bisnisku di tahun ini--akhir tahun tepatnya.

Ya, beberapa bulan sebelum aku membuka bisnis kueku, aku melamar ke berbagai tempat dan perusahaan untuk mendapat kerja. Tapi sepertinya hal tersebut hanya bertujuan untuk membuatku semakin yakin membuka bisnis kue. Jadi aku memulainya, benar-benar dari nol. Aku harap teman-temanku tidak mengasihaniku karena tidak memiliki pekerjaan tetap seperti mereka. Mereka masih mendorongku untuk mencari pekerjaan dengan pendapatan tetap. Kuaminkan itu. Tapi jangankan teman-temanku, orangtuaku--ibuku, walaupun sangat mendukung bisnisku, aku masih bisa merasakan kegelisahannya terhadap masa depan anaknya. Tentu saja. Tapi, aku bilang pada ibu untuk mendoakanku yang terbaik. Aku yakin doa ibu memiliki intensitas terkabul yang sangat tinggi.

Hingga sampai ke penghujung akhir tahun ini, aku merasa sangat santai. Ya Allah, semoga tidak terjadi hal yang buruk di kemudian hari. Aku selalu memikirkan itu. Tapi aku menikmatinya. Menikmati kesantaianku. Bukankah hal yang membuatmu menikmatinya adalah bukan hal yang sia-sia? Untuk mengatasi kegundahan akan apa yang akan terjadi nanti, aku hanya bisa berdoa.

Aku menulis ini karena aku banyak waktu luang sekarang. Banyak tulisan yang masih kusimpan dalam draft. Setelah kulihat, blog ini sungguh random sekali. Ya, karena aku masih menuliskannya--atau membaginya berdasarkan mood. Aku tidak bisa berjanji untuk rutin memposting, tapi kalau aku merasa ingin dan cukup bagus untuk dipost, insya Allah aku akan mempostingnya.

Kembali tentang tahun yang berlalu..
Sungguh cepat atau lambat itu sangat relatif. Aku merasa 2014 terlalu cepat karena banyak hal yang kulakukan--menyelesaikan skripsi, sedangkan 2015 juga kurasakan berlalu sangat cepat karena aku menikmatinya. Aku tersadar akan bagaimana suatu hal yang tidak menyenangkan dan sebaliknya--menyenangkan dapat membuat waktu berlalu begitu cepat. Jika merasa waktu yg menyenangkan dirasa berlalu begitu cepat, bukankah berarti akan menghadapi sesuatu yang kurang menyenangkan setelahnya. Ya, maksudku, masuk sekolah kembali setelah liburan misalnya? Atau hari Senin yang ada di depan mata padahal kau rasanya baru saja bermalam minggu. Entahlah. Yang pasti aku bersyukur atas apa yang aku dapatkan dan pelajari di tahun ini.

Bagaimana 2015 menurutmu?