June 12, 2015

'Good Eye'

Belakangan ini kemampuan dan mood menulis gue benar-benar turun drastis. Sejak selesai nulis skripsi, untuk berhadapan dengan laptop pun gue enggan. Bosen. Sempet nganggur berbulan-bulan juga laptop gue. Ditambah sambungan nirkabel di rumah gue udah diputus sejak 5 bulan lalu. Makin nggak kepake laptop ini, makin nggak keurus blog gue. Kangen sih, nulis lagi. Entah kenapa tangan gue jadi cepet pegel kalo nulis di buku harian. Sekarang buku harian gue juga nganggur. Ada bagusnya, sih. Itu tandanya gue lagi nggak galau atau mikirin banyak hal.

Walaupun nggak rutin nulis, tapi kadang gue suka nyoret-nyoret buku harian. Kalo udah nggak bisa ngerangkai kata lagi, bisa satu halaman gue abisin untuk nulis hanya dua atau tiga kata yang saat itu benar-benar menggambarkan perasaan gue. Nggak tau kenapa dengan nulis atau nyoret-nyoret gitu doang, semua perasaan dan pikiran gue tersalurkan hingga membuat gue merasa agak lega setelahnya. Gue rasa itu cara gue memulihkan diri gue dari beban pikiran, yang gue lakukan dari dulu sebelum ada Ai. Sekarang udah ada Ai, juga kadang gue masih suka nulis.

Suka ngerasa malu juga sih, sering bilang suka nulis tapi tulisannya kayaknya nggak pernah ada yang bagus. Gue nulis emang bukan untuk gimana-gimana. Gue nulis sesuka gue, apa yang mau gue tulis, apa yang gue rasain. Kalo lo pengacara (pengangguran banyak acara), bener-bener nggak ada kerjaan ternggak-penting dari yang ternggak-penting untuk perhatiin blog yang nggak penting ini, mungkin lo bisa nemuin perbedaan gaya tulisan di beberapa postingan gue. Hahaha.

Terus gue menemukan cara lain lagi untuk ‘berbicara’. Lewat foto. Udah lama gue menyukai dunia fotografi tapi nggak terlalu berniat untuk menyeriusinya. Meski begitu, nggak mengurangi langkah gue untuk tetap belajar. Di waktu senggang, gue sering scrolling Instagram. Awalnya postingan gue random. Tapi sekarang, kok kayaknya nggak rapi diliat di profil guenya. Jadi gue memutuskan untuk memosting foto yang Instagram-able. Gue lebih suka foto-foto landscape, sih sebenernya. Akun Instagram yang menginspirasi gue itu @amrazing, @pergidulu, @trinitytraveller, @felecool, dan @kapsore. Sebenernya banyak yang foto landscape-nya bagus-bagus, tapi biar nggak kebanyakan dan malah jadi bosen dan mainstream, gue mendingan follow segitu aja. Setiap ada postingan baru dari mereka dan gue suka, selalu gue like. Yang paling sering muncul itu postingan dari @felecool. Berdasarkan hasil stalking-an gue, si @felecool ini berdomisili di Denmark. Foto-fotonya sebagian besar adalah landscape. Gue selalu terkesima sama hasil capture-annya yang heavy-breathing dengan warna-warna yang nggak berlebihan. Kan ada tuh yang suka di HDR-in hasil fotonya. Nah si @felecool ini pas. Pas aja gitu. Trus kalo @kapsore,  gue suka foto-fotonya yang ‘hidup’ walaupun dengan warna-warna yang soft. By the way, @kapsore ini mengambil gambar-gambarnya hanya dengan kamera iPhone-nya lho. Di situlah gue merasa gue harus follow dia. How he can take those amazing pictures with just an iPhone camera! Well, gue mengakui kualitas kamera iPhone itu memang bagus. Tapi rasanya, kamera sebagus apapun, kalo nggak punya ‘good eye’, hasil fotonya yaaa biasa aja. Nah, gue mencoba belajar untuk mendapatkan ‘good eye’ itu. Untuk @amrazing, @pergidulu, sama @trinitytraveller pasti udah pada tau dong ya. Ngehits banget gitu mereka. Hahaha.


Apa? Pengen stalking akun Instagram gue?