December 19, 2018

Stay Beautiful :)


If you and I are a story that never gets told

If what you are is a daydream I’ll never get to hold

At least you’ll know

You’re beautiful every little piece, love

And don’t you know, you’re really gonna be someone, ask anyone

And when you find everything you looked for

I hope your life leads you back to my front door

But if it don’t, stay beautiful

~~



Penggalan dari lirik lagu
Stay Beautiful - Taylor Swift 


To the one who sent me this song, thanks for always remind me to be positive about myself. I smile instantly and feel beautiful everytime I listen to this song. Thank you.

December 08, 2018

Labor And Delivery Story 3

Alhamdulillah proses melahirkan selesai, dan bayi gue ngga perlu masuk ruang NICU. Beberapa hal yang sebelumnya dikhawatirkan seperti berat badan bayinya kurang, usia kehamilan yang masih kurang, hilang sudah, karena ternyata, alhamdulillah lagi, semuanya normal dan baik-baik aja kok, dan ternyata memang usia kehamilannya sudah cukup, kok. Uh, dokter suka nakut-nakutin, deh. Hanya aja, memang kondisi air ketuban sudah hampir kering. Bayangin, bayi gue mesti menunggu selama kurang lebih 6 jam di dalam rahim dengan kondisi air ketuban yang terus berkurang karena rembes. Dokter bilang, ini bayi kuat juga, padahal air ketuban dah berkurang banyak. Masya Allah. Alhamdulillah ya Allah.

Setelah gue dipindahkan ke ruang rawat inap, ngga berapa lama, bayi gue juga sekamar sama gue. Ya Allah, senangnya! Yang paling gue inget juga setelah operasi adalah, gue merasa ngantuuuuk dan hauuuus banget. Setelah suster bilang gue boleh minum, 1 botol air mineral langsung habis dalam beberapa detik. Gue ngga pernah sehaus kayak gitu sebelumnya. Haus parah! Oh iya, gue masih belum bisa merasakan kaki gue waktu itu. Tapi gue udah bisa gendong bayi gue dan menyusui untuk pertama kalinya. Jadi begini ya...? Melihat makhluk kecil yang bikin gue merasa jadi yang paling dia butuhkan. Ya Allah, amazing banget rasanya!

Hello, my tiny little cutie pie. This is me, your mother. Look how tiny you are! Allah is great. He made this tiny little baby so precisely and perfectly. Masya Allah. Alhamdulillah. I can’t stop saying alhamdulillah.

Kata orang, rasa sakitnya melahirkan bakal hilang setelah lihat bayinya sudah hadir di depan mata kita sendiri. They were right.

Abis itu, setelah efek anastesinya hilang, gue mesti latihan baring kanan baring kiri, latihan duduk, latihan jalan, hingga poop dengan lancar. Kalau semuanya sudah lulus, baru gue diperbolehkan untuk pulang. Selama jahitan masih ditutup plester, gue masih dalam pengawasan dokter. Dokter selalu mengingatkan gue, kalau jahitannya mau cepat kering, makan yang banyak, terutama protein. Makan telur yang banyak, pesan dokter. So I did what she said. Eating eggs 4 pieces a day. Alhamdulillah, saat kontrol di hari ke-7 setelah diperbolehkan pulang, plester jahitan gue udah dibuka, which means, jahitannya bagus. Oh man, gue sangat hati-hati banget jaga bekas jahitan gue. Mandi aja gue jadi ati-ati banget.

Plester jahitan udah dibuka, gue udah lumayan banyak gerak tuh. Mana gue bosen kan, kalo di kamar terus. Bahkan, gue berani-beraninya mandiin bayi gue yang umurnya baru seminggu, padahal sebelumnya ragu.

Cha, lo kan cemen, kok bisa? Disuntik, diinfus, pake operasi segala lagi. Trus juga, mandiin bayi yang bahkan pusernya belum puput.


Gue juga heran. Amazing amat yak kalo dipikir-pikir. Sekarang, kalo gue inget-inget lagi masa-masa itu, gue selalu alhamdulillah dan ter-amaze sendiri kalo gue ternyata bisa melewatinya. Let’s say alhamdulillah. Alhamdulillah...

Labor And Delivery Story 2

Tiba waktunya gue untuk operasi sesar. Masuk ke ruang tunggu operasi, sempet kaget juga karena suami tidak diperbolehkan menemani. Ya Allah, gue takut banget waktu itu. Tapi tenaga gue sepertinya tidak cukup untuk melawan ataupun mengekspresikan rasa takut itu. Terlebih rasanya gue ngantuk bgt. Ini infusnya ada obat tidurnya apa, yak? Ya udahlah gue pasrah lagi pokoknya. Melihat sekeliling banyak poster bertuliskan la hawla wa la quwwata illa billah, makin pasrah. Berbekal keyakinan kalau dokternya udah ahli dan berdoa. Ngga berhenti-henti gue berdoa, sholat dengan posisi berbaring, ayat kursi diulang-ulang. Sampai saatnya gue dibawa masuk ke ruang operasi dan operasipun dimulai.

Ruangannya dingin banget coy. Gue dibikin mati rasa dari perut ke bawah dengan suntikan anastesi. Ngga sakit waktu itu suntiknya. Katanya sakit? Apaqa ini karena dokternya yg sudah ahli? Tida tahulah. Alhamdulillah banget pokoknya. Tiba-tiba gue merasa kesemutan dan abis itu gue tidak bisa merasakan kaki gue. Tirai digelar di hadapan gue sehingga gue tidak bisa melihat proses operasi sesarnya.

Benar-benar pengalaman pertama operasi. Gile, gue yang cemen ini, yg benci banget sama jarum suntik, yg luka kebeset kertas aja mesti dipakein hansaplast, sekarang malah operasi. Ckckck. Tumben berani. Sepanjang proses operasi, gue merasa ngantuuk banget. Tapi tidak dibolehin tidur sama asisten dokternya. Di ruangan operasi itu banyak lho ternyata orangnya. Terakhir gue baru tahu kalau di sana ada dokter, asisten2 dokter, dokter anak, bidan, bahkan ada anak koas juga. Gue juga baru tahu kalau operasi sesar ini pakaian kita dilucuti semua. Gue kan malu ya, kaget juga. Ah, kalo diinget-inget lagi mah kesel. Tapi ya itu tadi, pasrah. Bodo amat lah. Sepanjang proses, guenya diajak ngobrol, becanda, biar ngga stres katanya. Gue yang ngantuk, sayup-sayup mendengarkan obrolan dokternya yg ngomongin politik sambil membedah perut gue. Ya Allah.

Tidak terlalu lama sampai akhirnya dokter berhasil mengeluarkan bayi dari dalam perut gue, kemudian terdengarlah suara tangisan, menggema seantero ruangan dan membuat gue terharu. Jangan nangis, jangan nangis, kata dokternya. Biar stabil nafasnya. Bagaimana kubisa tida menangis, dok?

Ya Allah, alhamdulillah...

Alhamdulillah

Labor And Delivery Story 1

Jadi gini...

Gue mau lanjutin preggo story yang tertunda, nih. Preggo story ini akan gue percepat ke cerita saat gue melahirkan.

Kita nggak akan pernah tahu apa yang akan terjadi nanti, bukan? Seperti yang akan gue ceritakan berikut ini.

Setelah akhirnya gue bertemu dokter Sihar untuk kontrol lanjutan, gue dijadwalin untuk kontrol lagi seminggu kemudian. Semakin dekat due date, jarak waktu kontrol menjadi semakin dekat pula. Yang tadinya sebulan sekali, menjadi sebulan 2 kali, menjadi seminggu sekali. So, seminggu lagi gue harus kontrol.

Gue ini semenjak hamil, kalau suaminya libur, pengennya diajak jalan-jalan. Seperti weekend-weekend sebelumnya (selagi hamil juga), weekend kali ini gue dan ai jalan-jalan ke sebuah mal di Bekasi. Kayak biasa aja, jajan sambil melihat-lihat perlengkapan untuk menyambut dedek bayi. Siapa tahu nanti butuh (atau dibutuh-butuhin haha). Tapi waktu itu semuanya yang penting sudah dibeli sih, jadi ya udah, jalan jajan aja.

Ada yg nyangka ngga sih, kalau 3 hari kemudian gue bakal lahiran? Gue inget banget, sesaat sebelum tidur, gue punya pikiran kayak, kok mau lahiran tapi kayaknya biasa aja sih, ngga ada yang wah? Lalu gue tidur. Hingga akhirnya keadaan menjadi berbalik. Pukul 1.30 gue merasa ada sesuatu yang merembes di celana. Pipiskah? Tapi nggak bisa ditahan. Sebelum lebih bocor lagi, gue buru-buru ke kamar mandi. Gue curiga ini air ketuban. Abis selesai dari kamar mandi, belum sampai kamar tidur lagi, gue merasa ada yang rembes lagi. Kali ini gue yakin kalau ini benar air ketuban. Gue berusaha untuk biasa aja. Pernah baca, katanya kalau air ketuban pecah, harus segera ke rumah sakit untuk dapat penanganan. Gue langsung bangunin ai. Diputuskan untuk segera ke rumah sakit saat itu juga.

Sesampainya di Resti Mulya, gue dibawa ke UGD. Di sana gue dicek pembukaan. Cek pembukaan adalah salah satu hal yang paling gue sebelin. Hasilnya, ternyata baru pembukaan 1. Dokter jaga di sana bilang, kalau kondisinya kayak gini, akan butuh ruang NICU nanti untuk bayi setelah dilahirkan. Sedangkan di Resti Mulya saat itu, ruang NICUnya sudah penuh. Akhirnya gue dirujuk ke rumah sakit lain yang terdekat, RS Islam Pondok Kopi.

Air ketuban ngga henti-hentinya merembes sepanjang perjalanan. Gue dibawa lagi ke UGD. Dicek pembukaan lagi. Hhh sebel. Hasilnya sama, masih pembukaan 1. Padahal sebelumnya gue udah bilang ke susternya kalau di rumah sakit sebelumnya udah dicek juga. Mungkin udah SOPnya kali ya. Abis itu suster membawa alat (yang baru-baru ini gue tau kalo itu namanya) CTG untuk merekam detak jantung bayi. Gue dibiarkan tergeletak dengan alat di badan gue selama 15 menit, dengan air ketuban yang terus rembes. 15 menit yang terasa lama.

Setelah hasilnya keluar, gue dipindahkan ke ruangan lain. Terakhir gue tahu kalau itu ruang bersalin. Dibalik tirai sebelah tempat tidur gue, ada seorang ibu juga yang hendak melahirkan. Gue waktu itu belum berpikiran kalau akan melahirkan hari itu. Apa gue akan melahirkan hari ini? Pikir gue. Pada saat itu, gue ngga merasa kesakitan apapun. Gue nggak merasakan mules seperti yang orang-orang bilang kalau mau melahirkan. Yang gue rasa cuma ini ada air yang terus-terusan merembes. Nggak lama, suster datang bawa alat-alat yang gue paling sebelin di dunia. Jarum suntik serta cairan infus. Gue belom ngeh sepenuhnya tuh kalau gue bakalan berdampingan dengan beberapa suntikan nantinya. Waktu itu gue cuma pasrah dengan apa yang akan terjadi. Gue ikuti alurnya. Deg-degan pasti, takut apalagi.

zbl

Pagi menuju siang, dokternya datang. Dokter Husna SPOG. Beliau melakukan USG kemudian menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi pada gue saat itu dan memberikan opsi-opsi. Gue bilang gue pilih yang terbaik aja. Gue pasrah. Kemudian gue tidak diperbolehkan lagi untuk makan dan minum. 

December 06, 2018

Hey.

Hey, what’re ya doin?

Taking my time to relax?

I mean, what are you doin? Looks like you’re doing random things.

...

It’s okay.

You know.. I’m trying.

Everything?

No. Not really everything. Just doin what’s possible for me to do.

I see.

I sell a lot of things, and there’s more I want to sell.

I know.

Hey, you know that I always wanted to sell my product in eco friendly way right? It ended up in failure because it cost a lot of money and I don’t think people would buy. So I never start again yet.

You’re waiting for the right time. I know.

...
Does it make me looks like it isn’t me? Selling a lot of things without focusing on just one?

I’m not saying.

But your eyes are.
... (holding tears)
Hhh, I’m a mess, ya know...?

We all are.

Please don’t judge, but, I feel tired. I don’t know why...

It’s ok to be tired. We’re all struggling.

I feel like I’m never ever be enough. Doin random things. Have no purpose.

You have a good handsome son, remember?

Yeah... he’s already a good kid, though. He blessed. I don’t even have to try so hard.

Ya, he’s so blessed because he has a mother like you.

(Can’t handle tears)
I love my son so much that I’m afraid if I can’t ever be enough.

We all are always trying.

But it doesn’t mean that his presence add more trouble in my life. No. Being in a marriage, have a kid, are a blessing that deserve to be grateful for.

I know.

I’m just tired of myself. But not because of my little family.

I know.

...

...

But why people are so noisy?

I don’t know. But don’t worry about it. They’ll understand.

Yeah. They’ll understand.

...

Hey...

Yes?

Thank you.

Anytime.