July 26, 2016

JOGJAMETS - Heading Back Home

24 April, 2015
 
Hari terakhir di Jogja...
Hari ini udah harus pulang

Harus banget, ya?

Bangun tidur, dengan tirai terbuka dan mempertontonkan langit luas, gue duduk di samping tempat tidur, memandangi langit, terdiam. Udah harus pulang ya, hari ini? Rasanya ngga mau pulang. Enak banget di sini. Tapi, baiklah, kapan-kapan ke sini lagi, ya...

Semua barang sudah rapi dan packed di tas masing-masing. Waktunya check out.

Hari kepulangan ini, kami ngga nyewa mobil lagi. Engga. Kami keluar hotel dan jalan kaki menuju halte bus transJogja. Yup, dengan bawaan yang rasanya tambah berat, kami memutuskan naik transJogja. Tujuannya tentu saja stasiun Tugu. Karena pemberhentian yang paling dekat dengan stasiun Tugu adalah Jalan Malioboro, kami pun singgah di sana sebentar. Iya, kami transit dulu untuk ganti bus. Capek mulai terasa gara-gara barang bawaan.

Sampai di kawasan Malioboro, kami makan siang di restoran cepat saji Mc Donald's. Menghabiskan waktu dengan bersenda gurau dan random-randoman.

Tato-tatoan
Mengantisipasi kehujanan, dan di saat mendekati waktu keberangkatan, kami memutuskan untuk jalan saja ke stasiun dan menunggu di sana. Backpackernya berasa banget saat harus jalan kaki dengan bawaan yang banyak.

Random-randoman lagi

Ngemil Malam


Train is Coming!

Masuk gerbong, kaget, karena banyak banget penumpangnya. Hampir penuh malah. Kaget, karena waktu berangkat ngga kayak gini ramenya. Kami udah males aja bawaannya, haha. Tapi mau gimana lagi, ya udah, being normal untuk sementara, hingga akhirnya...

"Eh, pindah gerbong, yuk."
"Emang boleh?"
"Ah, boleh kali. Kan suka ada gerbong kosong di paling belakang."
"Emang boleh?"
"Coba aja..."
"Ya udah nanti di stasiun berikutnya, kita pindah."

Jadi, saat kereta berenti di satu stasiun, kami siap-siap dengan barang bawaan, seolah-olah hendak turun di stasiun tersebut. Waktu itu kami pindah saat kereta sedang berhenti di stasiun Kroya.

"Eh udah sampe Korea, nih. Ayo turun."
"KROYA, jamet!"

Orang-orang sekitar kami pun agak bingung sepertinya. Ngapain bocah-bocah ini turun di Kroya???





Yang dilakukan selama di kereta kalo udah capek dan bosen ngobrol ya... serius dengan dunianya masing-masing. Dingin banget juga, by the way, di kereta malam waktu itu. Mungkin karena gerbongnya kosong kali, ya. Soalnya di gerbong normal sebelumnya, ngga berasa dinginnya.

Main hp
Tidur-tiduran
Ngemil
Ngobrol
Repeat, hingga akhirnya, semua tertidur walau dengan kaki ditekuk-tekuk. Masih lumayan, bisa duduk kursinya masing-masing, sih, dibanding kalo tetap bertahan di gerbong sebelumnya. Mungkin kami bakal kepegelan di punggung karena harus tidur sambil duduk. Tapi, pindah gerbong kayak gini bukan untuk ditiru ya... Hehehe...

Jam 3 pagi kereta berhenti di stasiun Bekasi. Gue dan Risma memutuskan untuk turun di sana. Gue sebenernya bingung, nanti pulangnya gimana, karena rumah gue dan Risma berlawanan arah. Agak takut juga pulang sendiri. Tapi akhirnya, gue beraniin aja deh, naik taksi.

Di taksi, bapak drivernya ngajakin ngobrol...
"Mbaknya dari mana?"
"Dari Jogja, pak."
"Oh, kuliah ya?"
Gue dikira kuliah lagi... Bodo ah. Ini pertanyaan ke sekian kalinya yang ditanyakan ke gue. Waktu di Jogja, semua driver rent car waktu itu menanyakan ini. Gue tergelitik untuk menanggapinya dengan jawaban yang berbeda.
"Hehe, iya pak." jawab gue
"Ooh... lagi bisa pulang ini ya? Jurusan apa mbak kuliahnya?"
"Arsitektur, pak." I'm so over it, but I can't help. Hahaha. Gue semakin tergelitik untuk respon selanjutnya.
"Wah, sibuk dong ya berarti. Tapi ini kok, bisa pulang ya?"
"Iya pak, disempetin aja ini. Ini juga cuma sebentar, nanti balik lagi ke Jogja." gue ngakak dalam hati. Kebetulan, gue sampe rumah itu hari Sabtu pagi dini hari. Jadi mungkin gue dikiranya lagi pulang pas weekend. Hahaha.
"Ooh, wah, bolak-balik dong, ya."
"Iya... Eh pak pak, belokannya udah kelewat tadi pak."
"Wah, sampe kelewat ini jalannya. Haha."

Turun dari taksi, gue senyum-senyum sendiri, dalam hati ketawa ngakak. HAHAHAHA. Anak arsitektur... WKWKWKWKWWK.... Maafkan saya bapak driver, hahahaha.

So that was an epic closing for this trip
I'm so sorry if there was any thing inappropiate and irrelevant and sorry for a very very late posting

Anyway, thank you so so much for visiting this blog
XOXO

JOGJAMETS, closed



JOGJAMETS - City Tour

23 April, 2015

Para Jamet bangun kesiangan hari ini. Gue sendiri setelah sholat Subuh, lanjut tidur lagi. Untuk hari ini, kami ngga nyusun rencana plesiran sedetail kemarin. Jam 8 pagi, di saat semua udah bener-bener sadar, baru saling tanya-tanyaan.

Hari ini mau ke mana, nih?

Karena ngga nyiapin rencana yang matang, kami juga belum rent car kayak kemarin lagi. Tapi akhirnya, karena manusia-manusia ini manjanya udah kelewat batas, jadilah kami nelepon Mas Deni, untuk rent car lagi. Kali ini city tour aja, ngga jauh-jauh. Namun, setelah ditanya-tanya, Mas Deninya sudah keburu nganter rombongan lain. Akhirnya, dioper ke temennya Mas Deni. Walaupun ngga enak karena mesti kenalan lagi, nyesuain diri lagi dari awal, kami tetep oke-in.

Jam 10 pagi semua udah rapi, mobil yang kami sewa juga udah datang. Sumpah, ngga tau hari itu mau ke mana tujuannya. Random sebentar, tapi berakhir ke tujuan pertama yaitu... Kalimilk. Hahaha. Sekalian, belum sarapan yang proper waktu berangkat tadi. Ya... walaupun dirangkap makan siang juga sih.







Kurang nge-hits apa coba kan, fotonya..
Yang ke sini, pasti ngga mau ketinggalan foto dengan background khas ini deh... pffft

Kalimilk yang nge-hits ini, menu makanannya seperti cafe-cafe pada umumnya. Minuman susunya pun juga sama seperti minuman-minuman susu kebanyakan. Tempatnya juga biasa, cuma mungkin karena populer aja, jadinya nge-hits. Tapi, patut dikunjungi kok. Harganya juga terjangkau, anyway.

Lepas dari Kalimilk, kami minta Mas Drivernya (gue lupa namanya, asli) untuk nganterin kami melanjutkan trip  kemarin ke pantai-pantai di Gunung Kidul, tapi sepertinya ngga memungkinkan. Mas Drivernya pun menyarankan untuk ke Prambanan aja. Yo wes, karena pada belom pernah juga, sih, haha. Jadilah kami ke kawasan Candi Prambanan. Awalnya, gue kira, Candi Prambanan ini letaknya jauh dari kota, kayak Candi Borobudur (gue kira 2 candi ini deketan). Ternyata, deket. Gue ter-amaze norak. Sesampainya di parkiran, gue ter-amaze norak lagi. Dih, bagus yaaa tempatnya...

Satu hal yang gue inget (selain kenorak-an gue) dan bikin gue sedih adalah, Mas Drivernya berentiin mobil, dan nurunin kami, pas banget di depan ibu (atau mbah ya lebih tepatnya, karena udah tua) pengemis yang lagi duduk istirahat di situ. Jadi, pas banget gue buka pintu, ada mbah itu. Kan, gue jadi sungkan bangeeeet vroh. Kan, gue yang hatinya lembut dan rapuh (serta gampang baper) ini jadi sedih banget vroooh. Gue jadi inget sama Mbah Putri gue vroooh. Huhuhu. Dan begonya, saat itu gue hanya bisa menatap si mbah dengan nanar, tanpa bisa berbuat apa-apa. Gue tersenyum sendu ke si mbah, perlahan menjauh, kemudian berdoa. Ya Allah, maafin Icha, dan mudahkan hidup dan rejekinya si mbah. Aamiin.

Di sini kami lebih banyak foto-foto aja (di mana-mana juga). Oh iya, kami juga bener-bener melihat dan memperhatikan aja, sih, situs candi ini. Jarang-jarang jamets mau serius soal beginian, lho.


  





Hujan membuat kami menyudahi jalan-jalan kami di kawasan Candi Prambanan. Sempat nunggu agak reda dulu karena parkiran mobil ada di luar dan lumayan jauh. Hujan di Jogja agaknya menjadi teman setia kami di sana.

Next destination is....
Percaya ngga, kami nyari mall! Alibinya adalah nyari kopi hangat, untuk diminum saat hari hujan. Ya lalu sampailah kami di Jogja City Mall, kemudian meluncur ke gerai Starbucks-nya. Ini gimana kalo diajak naik gunung? Ngga ada Starbucks, met, di situ. Dan Starbucks di sini ramai sekali, kami hampir ngga dapet tempat. Atau mungkin karena lagi hujan kali ya...

You know what the fact is?

Jamet-jamet itu mesen minuman dingin!

Sebenernya mau kalian itu apa, sih, met?

Bosen kan, tuh, di Starbucks...
Malamnya, kami lanjut jalan lagi. Terakhir banget sepertinya, sayang kalo ngga mengunjungi tempat-tempat ramai di pusat kota Jogja. Iya, Jalan Malioboro, alun-alun, dan sekitarnya. First stop malam itu kami turun di Malioboro. Menyusuri jalan yang kala itu pedestrian unfriendly banget, tapi di situ tempat cuci matanya. Banyak yang jual makanan. Banyak juga trotoar yang dijadiin parkiran (motor). Ngga jauh dari perempatan sebelum mall (yang gue lupa namanya, di Jalan Malioboro), kami menemukan kedai yang menjual gelato. Kami pun belok dan membeli gelato. Di antara sekian banyak angkringan yang jual makanan khas, iya, kami beli gelato.

Ngga menemukan hal yang lebih menarik lagi, kami pindah tempat menuju alun-alun. Gue lupa alun-alun utara atau selatan, pokoknya yang ada pohon kembar. Kami iseng-iseng nyoba ikutan tantangan melewati pohon kembar dengan mata ditutup. Gantian masing-masing, karena penutup matanya cuma ada 2. Gue nyoba terakhir. Udah gelap matanya ditutup, tambah ngerasa gelap lagi perasaan karena malem-malem. Gue jalan, pelan-pelan, dengan teman-teman gue nemenin walaupun ngga boleh ngarahin. Mereka cuma bilang, awas ada orang, kalo ada orang, dan sebagainya. Kayaknya sih, ngga lama, tapi ngga sebentar juga, gue merasa ketakutan. Entah kenapa gue merasa gue jalan sendirian (walaupun sebenernya rameee orang-orang). Gelap, jalan ngga tau arah. Gue ketakutan. Hingga akhirnya gue lepas penutup mata yang gue pake. Teman-teman gue bersorak, yaaah.... Ichaaa, dikit lagi.....
Gue ketawa aja.

Kendaraan Hias di Alun-Alun

Lalu hujan pun turun kembali. Langsung deras. Semua orang berhamburan mencari tempat berteduh.

Rain Can Be So Colorful Sometimes

Hey, Jogja...
Hujanmu kala itu
Sama sekali tak membuatku sendu
Malah, bikin selalu merindu
Untuk ingin cepat-cepat kembali
Mengunjungi tempat-tempat indah di sana lagi

Rent car: Rp 100ribu/person
Jajan di Kalimilk: Rp 10ribu-30ribu
Tiket masuk kawasan Candi Prambanan: Rp 30ribu/person
Jajan gelato: Rp 13ribu/scoop