December 12, 2010

kalo aku...

kalo aku diem, bukan berarti aku nggak peduli

kalo aku nggak nangis, bukan berarti aku nggak sedih

kalo aku nggak ketawa, bukan berarti aku nggak terhibur

kalo aku bilang 'nggak apa-apa', bukan berarti ada sesuatu yang salah

kalo aku baik, bukan berarti aku mau dipuji

kalo aku nggak nanya, bukan berarti aku nggak tahu

kalo aku patuh, bukan berarti aku lugu

kalo aku nggak marah, bukan berarti aku lemah

December 10, 2010

heal

i didn't know
i felt like nothing i have to blame
it all disappeared
those anger

just sit next to you in silence and all of my pain is gone

kayak bintang
yang hanya dengan memandanginya, dalam diam,
sudah bisa menenangkan

December 09, 2010

smile

it's really nice when...

...you can just think about someone and SMILE

:D

December 08, 2010

sabar

orang yang sabar...



...nggak akan bilang...



'sabar itu ada batasnya.'

sesuatu

pernahkah kalian berpikir kalau...
kita lebih bisa banyak menuliskan kata-kata
saat kita sedang termenung sedih?


ya, aku pernah...
dan memang itu obat sedihku yang paling mujarab
menuliskan apa yang aku rasakan



but there's always something that still
undescribeable

November 20, 2010

could y'all don't just read this?

if you looked inside a girl
you would see how much she really cries
you would find so many secrets and lots of lies

but what you'll see the most is
how hard it is to stay strong
when nothing's right and everything's wrong

November 19, 2010

lugu

bukan perhiasan
bukan uang
bukan emas
bukan surat-surat penting

hanya sebuah coretan yang dulu pernah kutulis

kubaca tulisan itu, sambil mengenang masa lalu

aku pun tertawa, termangu

selugu itukah aku, dulu?

no words better?

alone in the night

watching the stars

thinking...

how you wasted all those pages in my diary

i'm silent

i'm silent...
hoping you come and sit next to me

i'm silent...
hoping you share your day-story

aku diam...
menunggu apa yang akan kau lakukan selanjutnya

tapi kau juga diam

November 15, 2010

i face this... everyday!

sebenernya nggak setiap hari juga sih, cuma hari pas ada kuliah aja. dan jam kuliah gue pagi, pulang sore. walaupun baru 3 bulan lebih dikit kuliah, yang kesannya 'orang baru' yang menghadapi jalanan Jakarta, tapi udah lumayan juga yang gue liat dan hadapi hampir setiap hari di jalanan.

ya elah, cuma Bekasi-Rawamangun aja...

>> Bensin
iya, gue kuliah naik motor. gue selalu miris setiap isi bensin. gue merasa jadi orang paling boros dan paling jahat sedunia. setiap gue ngantri dan ngeliat orang bayar bensin ke petugas pom yang udah selesai melayani dengan segepok uang dipegangnya (padahal masih pagi), gue menghela napas.
masih pagi? udah sebanyak itu uangnya? di sini bukan uang yang gue permasalahin, tapi bensinnya. lo nggak akan keabisan uang, bisa dicari dan selalu ada di mana-mana kalo lo mau usaha. tapi bensin?

yah, cha. cepet beli bensinnya ntar lo kena macet!!!

ya Allah, maafin icha...
setelah merasa bersalah sebentar, gue melanjutkan perjalanan. semoga gue diampuni, amin.
setiap abis ngisi bensin, gue selalu berpikir untuk nyari pengganti bahan bakar fosil.

>> Macet
oke, jadi abis ngisi bensin, gue kena macet. isn't it wasting?

tuh, apa gue bilang...

pagi hari, beda menit-detiknya, beda juga macetnya. jalan alternatif yang dibuat dua jalur, berubah jadi satu jalur karena begitu banyaknya arus kendaraan yang menuju Jakarta. begitu sebaliknya di sore hari.
what the? gimana kalo gue lewat jalan utama? itu gue masih bawa motor. kalo yang bawa mobil?
sebenernya yang salah siapa?? yang salah apa??? jumlah kendaraan? peraturan? loh ya peraturan kan dibuat untuk mengatur...
kalo jumlah kendaraan...
it's ok if we blame this, but, setiap orang pasti punya kepentingan masing-masing. dan gue juga ngerasain sendiri. gue males bayangin kalo gue naik angkutan umum di tengah kemacetan kayak gitu. so?

awas cha, ada orang nyebrang!!!

>> Penyeberang Jalan
hello, Street Crosser. cross the street on the right place, please...
ayolah, jangan bikin orang jantungan dengan nyeberang sembarangan. apalagi kalo malem, kan nggak keliatan. peace lah kita!

sabar cha, coba inget-inget, lo kan juga pernah nyeberang ilegal...

hussh...

>> Polusi
yang ini nggak usah ditanya.
it's SUCK setiap macet dan gue berada di belakang bajaj atau metromini. mereka selalu buang angin seenaknya. berwarna pula. ayo dong, kendaraannya diganti dulu. atau setidaknya, direnovasi?

reparasi kali cha...
ah, lo juga kan nyumbang polusi lewat motor lo...

>>
Public Transportation
iya, gue ngerti kalo angkutan umum merupakan bentuk kebijakan pemerintah dalam mengatasi kemacetan. tapi please, jangan berenti sembarangan, bikin macet tau. halte dibikin buat apa sih? peace ya kita! oh iya, kendaraannya mending dibenerin dulu deh, biar enak diliat, biar enak dinaikkin. kan kalo enak dinaikkin jadi banyak yang beralih ke angkutan umum, jadi ngurangin macet.

abis macet kan lo pengen ngebut tuh, ati-ati jalan rusak...

>>
Jalan Rusak
mungkin ini yang menjadi salah satu penyebab kecelakaan lalu lintas terbesar di Indonesia. ya Allah, lindungilah kami semua dari kecelakaan dan mara bahaya, amin...

jangan jalanan mulu diliatin, tuh lampu merah...

>> Traffic Signs
yang paling sering dilanggar oleh pengendara.
tapi gue salut loh, gue pernah lewat jalan yang nggak rame-rame amat tapi ada traffic light-nya. ada pengendara mobil, dia orang asing, pelan-pelan dia bawa mobilnya. lampu udah kuning dan sedetik kemudian merah, dia berenti. well, he was right. tapi coba di zoom out, kendaraan-kendaraan di sekelilingnya terus melaju walaupun lampu merah sudah menyala.
gue salut sama orang asing itu, kebiasaan tertib lalu lintasnya tetep diterapkan walaupun di negeri orang.
ayolah, kita tiru kebiasaan baik mereka...

cha, cha, itu lampunya masih merah, jangan jalan dulu...

gapapa, sepi ini...

>> Pengendara Ugal-Ugalan
bikin orang kesel, mengumpat, jantungan, dan bla bla bla.
well, it's ok if there's not something danger happens with other people. tapi kalo sebaliknya? hu, i'm scared to imagine...

hosh hosh hosh...
dan begitulah yang biasa gue temui setiap harinya gue kuliah. gue juga mulai merasakan ada perubahan pada diri gue. jadi gampang pusing, gampang capek, gampang marah, gampang...

oh itu sih paling karena lo kelaperan cha... kalo nggak, duit bulanan abis...
untung lo nggak nyata, kalo nyata #mengepal-ngepalkantangan...
lo mau ngapain hayo?
nggak mau ngapa-ngapain sih... hahaha.. #pergimeninggalkansambiljingkrak-jingkrakkan

yah, begitulah...
gue juga sebenernya tau salah, tapi mau disalahin ya nggak salah juga..
gue bukannya mau menghakimi atau sok tahu, tapi emang kenyataan kalo kita semua (yang suka kena macet) dihadapkan oleh masalah seperti itu, karena kepentingan yang berbeda-beda. dan bukankah itu menjadi ciri khas masyarakat kota? individualis.
dan kita nggak bisa melulu menyalahkan pemerintah, mereka toh udah bikin peraturan. kita kan tinggal patuhin aja...
jadi? kalo bukan kita yang mulai memperbaiki, siapa lagi?

yah yah, cha, motornya mati, parah di rel lagi...

astaghfirullah, gimana nih? #pencetstarter,gaslagi
untung bisa nyala
alhamdulillah...

November 11, 2010

yah, curhat...

minna-san, moshi-moshi!!!
haaaaah! sepertinya sudah berabad-abad tidak posting. dan memang sudah lama sekali. belum sempet, biasalah, orang sibuk (halah).

yak, jadi selama ini gue sibuk sama kuliah gue. dan karena (alhamdulillah) tugas-tugas mulai berkurang, gue dapet waktu luang lagi untuk nulis di blog. udah banyaaaaak banget yang mau gue share (pentingkah?). ya walaupun isinya cuma tulisan ecek-ecek yang kadang ga jelas dan ga nyambung, but i just wanna share it (hazek).

tentang kuliah gue (telat ga sih? biarlah)...
alhamdulillah, gue diterima di Universitas Negeri Jakarta lewat UMB. dan sekarang gue sedang mengarungi lautan Tata Boga. and if you wanna know, it was sooo complicated. rumit di sini maksudnya gue berada di antara dua keadaan. pertama, gue seneng soalnya gue dapet universitas negeri karena (alhamdulillah) itu merupakan perwujudan dari harapan orang tua gue. kedua, gue (awalnya) nggak terlalu suka sama jurusan yang gue pilih.

trus kenapa lo masukin jurusan itu ke list pilihan lo?

hahaha...
awalnya gue cuma mau menuh-menuhin list pilihan aja, trus buat jaga-jaga siapa tau gue keterima di universitas negeri. nggak taunya gue dapet pilihan terakhir itu...

selesai UAN, gue ikut berbagai tes masuk perguruan tinggi negeri. prioritas pilihan gue (selalu) Sastra Jepang atau Bahasa Jepang, lalu Sastra Inggris atau Bahasa Inggris. tapi ternyata susah juga ya, udah dicoba tiga kali ga dapet-dapet. selain dua jurusan itu gue nggak tau pilih apa lagi karena menurut gue, kemampuan, minat, dan bakat gue ada di jurusan itu. gue pilih lah (bisa dibilang asal-asalan) Pend. Tata Boga Universitas Negeri Jakarta waktu registrasi kartu peserta UMB. sebenernya sih niat buat masuk ke situ ada, tapi sedikit, amat sangat sedikit, dan nggak yakin juga (yakinnya masuk Bahasa Jepang UNJ). tapi ternyata Allah Menentukan jalan lain buat gue. dan pasti, PASTI ada manfaat dan tujuan tertentu kenapa gue harus menempuh jalan ini. gue hanya perlu menjalaninya dengan penuh rasa syukur dan hati yang ikhlas.

honest, awalnya gue amat sangat nggak betah. gue ngerasa itu bukan tempat gue, tempat gue di Sastra Jepang atau Inggris. gue bahkan pernah berpikir untuk mengundurkan diri dan mencoba lagi tahun depan. gue berangkat kuliah males-malesan, ngerjain tugas males-malesan, pokoknya nggak niat. apalagi semua mata kuliah mayoritas ke pelajaran IPA. basic gue IPS waktu SMA, dan logikanya, i shouldn't be there now. gue merasa jadi orang paling bodoh di kelas. tapi kenapa Pend. Tata Boga bisa dipilih oleh siswa dari IPA dan IPS?

well, gue mikir positif aja. toh gue beruntung bisa belajar dua-duanya, sains dan sosial. sosialnya udah, sekarang gantian sains-nya. malah bisa dapet skill memasak (amin). dan di semester pertama ini gue ada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. kayaknya cuma di mata kuliah itu doang gue bisa berkicau banyak, karena materinya emang nggak jauh beda sama apa yang dulu gue pelajari waktu SMA (padahal dulu gue amat sangat tidak suka PKN).

dan setelah gue jalanin, ternyata nggak seburuk yang gue bayangkan sebelum-sebelumnya. well, it's fun. really! walaupun akan membutuhkan kerja keras ekstra untuk mendapatkan sense-nya. karena sense gue masih di dua jurusan yang tersebut di atas itu (hehehe).

ya, pada akhirnya waktulah yang akan menjawab (klise). seperti yang gue bilang, gue hanya perlu menjalaninya dengan penuh rasa syukur dan hati yang ikhlas, serta pikiran yang positif. pasti jalan gue dimudahkan. dan yang terpenting, bisa menyenangkan hati orang tua.

pasti ada akhir yang baik di akhir kisah. jika keadaan belum baik, maka itu bukanlah akhir...


dalam lamunan gue mikir, kalo ternyata hal yang nggak gue inginkan pada akhirnya gue butuhkan, begitu sebaliknya...


dan soal impian gue untuk bisa ke Jepang, mungkin akan gue wujudkan lewat jalur ini...



atau mungkin nggak ke Jepang aja...
BISMILLAH!!!

October 19, 2010

September 17, 2010

it's about rain

Siapa yang nggak tahu hujan?
(bukan rain artis korea loh)

Air di seluruh permukaan bumi yang berevaporasi sehingga membentuk titik-titik air di udara yang kemudian disebut awan. Awan yang sudah terlalu banyak mengandung titik air akan menjadi awan mendung dan jika sudah tidak tertampung lagi, waktunya untuk presipitasi. Presipitasi inilah yang sering kita sebut dengan hujan. Ya, hujan, dengan banyak cerita di dalamnya.

Menurut cerita, orang Cina sangat senang manakala hujan turun, karena hujan, menurut mereka, merupakan pembawa rezeki. Dan sepertinya setiap tahun baru Cina, Imlek, hujan selalu turun. Dan menurut gue, nggak cuma orang Cina aja yang menganggap hujan itu rezeki. Semua orang menganggapnya begitu. Bayangkan musim kemarau panjang yang menimbulkan banyak masalah di sana-sini. Kita semua pasti berdoa memohon hujan turun. Tukang jas hujan, pabrik payung, tukang payung, tukang benerin payung, tukang ojek payung, dan tukang-tukang lainnya serta semua orang yang profesinya mendapatkan banyak berkah dikala hujan, pasti sangat mendambakan hujan.

Hujan juga merupakan seni. Banyak fotografer yang ingin sekali mengabadikan butiran-butiran air itu. Walaupun gue bukan fotografer, tapi gue juga suka ngambil gambar hujan. Yah, hasilnya sih nggak sebagus fotografer profesional. Alhamdulillah kalo ternyata, nggak sengaja, ada yang--setidaknya menurut gue--bagus. But, ada yang lebih penting dari sekedar bagus atau nggak bagus.

Hujan juga bisa jadi obat yang ampuh buat ngilangin stres. Just try to go outside then feel it on your skin. Hujan akan bikin kita merasa sedikit senang dan tenang. Ya iyalah, orang main ujan-ujanan bareng temen-temen, jadi bisa sambil ketawa, kan jadi seneng. Hahaha. Nggak, emang bisa bikin tenang, gue pernah nyoba. Yah, asal nggak lama-lama aja sih kalo nggak mau masuk angin, pilek, bersin-bersin, dan kawan-kawannya itu. Atau, liatin aja hujan dari balik jendela kamar, akan ngasih sensasi tersendiri buat otak kita. Dan kita akan ngerasa rileks setelahnya.

Yah, namanya nggak ada yang sempurna, hujan juga bisa jadi bencana. Banjir, tanah longsor, badai, angin topan, dan teman-temannya itu. bencana ada sebagai teguran untuk manusia. kalau manusia dihadapkan dengan bencana, berarti ada yang salah dengan manusia tersebut.

Hujan bisa menceritakan banyak hal. Banyaaak sekali. Dan gue, dapet banyak cerita dari hujan. Mungkin setiap orang punya ceritanya masing-masing yang mereka dapatkan waktu hujan.

Iya, gue suka hujan. Gue pernah waktu sekolah dulu (jah, mentang-mentang udah kuliah, berasa tua), gue bolos. Gue berangkat pas awan gelap banget, bentar lagi turun hujan (sengaja gue berangkat di cuaca seperti itu). Gue berangkat dengan penuh sukacita karena mendung, gue suka ngeliat awan mendung, keren. Berangkatlah gue. Dan seperti yang gue inginkan, di jalan turun hujan, gue kehujanan. Gue basah kuyup banget waktu itu, lagi-lagi seperti yang gue inginkan. Alhasil gue nggak jadi ke sekolah. Gue puter balik dan main ujan-ujanan di jalan. Gue ketawa-ketiwi kedinginan sambil mengendarai motor kesayangan. Gue ngerasa bebas banget. Hahaha. Biarinlah gue alfa sekali di kelas. Dan pas gue masuk keesokan harinya, yang nggak masuk waktu itu cuma gue doang. Hahaha.

Iya, gue suka hujan. Gue suka atmosfirnya. Gue seperti menemukan diri gue. Bikin gue tenang. Seolah-olah nggak ada yang perlu gue khawatirkan di dunia ini waktu mandangin pouring rain itu. Hujan bikin gue merenung sendiri. Sering gue berimajinasi tentang hujan. Ah, entahlah, sulit buat gue untuk mendeskripsikannya.

Iya, gue suka hujan…
Till heaven stops the rain…

September 16, 2010

bus way apa transjakarta sih?

ini tulisan nggak penting sih, cuma ya gue pengen nulis aja soalnya suka kepikiran juga sih (ngapain juga beginian dipikirin).

jadi gini, tiap gue mau naik transportasi andalan di Jakarta itu gue selalu misunderstand. yah mungkin nggak cuma gue aja. temen-temen dan orang-orang kebanyakan juga kayaknya banyak yang misunderstand.

"eh naik bus way aja yuk."

padahal kan nama bisnya itu transjakarta, bukan bus way. bus itu bis, way itu jalan, jadinya kan jalanan bis. hayo... masa naik jalanan bis?

maka dari itu teman-teman, mari kita biasakan untuk menyebutnya dengan sebutan transjakarta. horee...

ah udah kebiasaan bilang bus way, cha.
pokoknya transjakarta...
ga enak, enakan bus way, nggak kepanjangan
transjakarta!
bus way!!
transjakarta!!!
bus way!!!!

yah, sepertinya penulis sedang berantem dengan dirinya sendiri di cermin (gila dong?). jadi ya terserah kalian sajalah mau nyebutnya apa. yang jelas, dukung terus transportasi umum, biar Jakarta nggak macet.

September 08, 2010

impian

ini gue dapet waktu ESQ Masa Pengenalan Akademik Universitas Negeri Jakarta. gue excited banget pas tau pembicaranya itu adalah mahasiswa salah satu universitas di Jepang. namanya Kak Danang (gitu dipanggilnya). beliau mahasiswa lulusan Institut Teknologi Bandung (tahunnya lupa) terus melanjutkan studi di Utsunomiya University, Jepang.

kak Danang memulai motivasinya dengan slide-slide yang udah disiapkan. Pembuat Jejak. itu yang gue liat di slide pertama. terus beliau menerangkan bagaimana sebuah kesuksesan dapat terwujud hanya melalui sebuah impian. beliau punya cara sendiri, yaitu dengan menuliskan mimpi-mimpinya di atas kertas. beliau nggak peduli kalo kebiasaannya itu ditertawakan teman-temannya. beliau tetap menulis dan satu persatu diwujudkan. apapun, apapun mimpinya beliau tulis, lalu beliau wujudkan satu-persatu. gue denger kalo beliau sudah melakukan kebiasaan menulis mimpi-mimpinya itu sejak tahun 2004 dan sudah ada kurang lebih 3000 mimpi yang beliau catat hingga saat ini. dan sekarang, mimpi itu terbukti dengan berhasilnya beliau melanjutkan studi di luar negeri. gue amaze banget. apalagi waktu slide-slide-nya itu mulai diputar dengan soundtrack lagu Jepang yang waktu itu menurut gue keren banget, bikin semangat orang yang dengernya. lalu gue sadar, kalo gue udah termotivasi.


I = iringi tindakan dengan niat yang baik
M = mulailah dari yang sederhana
P = potensimu segera temukan dan aplikasikan
I = ikhtiar dengan penuh keikhlasan
A = amati, tiru, modifikasi
N = nikmati semua proses serta hasilnya

kenapa gue begitu excited?
karena gue punya obsesi. ya, gue terobsesi sama negara matahari terbit itu. gue sangat ingin ke sana. amat sangat ingin ke sana. walaupun di pikiran gue, gue pengen ke sana masih cuma untuk sekedar jalan-jalan dan melihat-lihat. tapi gue suka, entah kenapa. gue suka belajar bahasanya. sangat suka. walaupun gue bukan anak Bahasa Jepang, tapi gue masih suka pelajarin sendiri bahasanya.

dan apa yang Kak Danang sampein itu jadi motivasi gue. domo arigato buat beliau yang udah nyempetin hadir ke acara MPA Fakultas waktu itu. tau nggak, sebenernya, itu kesempatan terakhir beliau untuk bisa ngisi acara di universitas di Indonesia, karena beliau harus balik lagi ke Jepang. aaahhh... Jepang, kapan ya gue bisa ke sana...?

September 07, 2010

changi airport

wah, waktunya pulang. di changi, waktu tau ada hotspot, gue langsung online. 2 hari stuck nggak bisa sms, telpon, dan online berasa kayak orang jaman batu. hahaha. kangen banget gue sama yang di Indonesia. tapi gue belum mau pulang. hah, aneh.

two thumbs up buat changi airport. bandaranya bersih banget. ah, pokoknya rapi deh, ah, nggak tau ah...



time to go home...

oke, kali ini gue capek nih posting-nya. postingan terakhir ini agak berantakan deh kayaknya. well, it was such a new experience. gue sangat berterima kasih sama pakde, bude, dan sepupu-sepupu gue yang udah ngajak gue jalan-jalan ke sana. kalo kayak orang udik maap ya, soalnya emang baru pertama kali sih, jalan-jalan ke luar. hehehe. maaf kalo udah banyak ngerepotin. tapi pasti banyak ngerepotinnya deh..

makasi juga buat yang udah baca malay-singa gue dari awal sampe akhir. kalo ada yang kurang jelas maap-maap aja ya, soalnya lagi latihan nulis juga. hehehe...
malay-singa closed...

merlion

di Merlion...
cuma buat foto-foto sih. lagi ujan pula...





sekilas tentang Singapore dan Merlion...


Singapore in ancient times was known as Temasek or Sea Town. it was then, as it is today, a busy trading center.

destroyed at the end of 4th century AD, the island was rediscovered again in the 11th century AD by Prince Sang Nila Utama of the Sri Vijaya Empire. upon his landing, he saw a strange beast which he later learnt was a lion. he immediatelly named the island 'Singapura' a Sanskrit word for Lion City.

the Merlion symbolises in its fish body the ancient city of Temasek, and its lion head, the legend of its discovery.

last day sing a pore

hari terakhir di Singapore. tiba-tiba ngerasa nggak mau pulang. mbak epi bilang, betah ya? emang tau kalo udah di sini rasanya nggak mau pulang. haha. mbak epi itu bahkan udah lebih sering ke Singapore daripada gue, masih bisa bilang gitu. gue dan mbak epi mutusin buat poto-poto dulu sambil nunggu yang lainnya.





sarapan pagi di food court, terus beli oleh-oleh lagi...

abis itu baru deh kami jalan ke Merlion sebelum ke bandara.

bugis street

tidur-tidurannya nggak lama. abis mandi (mandi yang bener-bener lama) kami jalan lagi sekalian makan malam. di depan hotel ada halte bis. kami berencana naik bis ke Bugis Junction. sempet bingung naik bis yang nomor berapa. akhirnya nanya sama orang yang lagi nunggu juga. gue nggak nyimak tuh, gue asik foto-foto.



haha. nggak lama gue nyamperin karena keliatannya udah mulai pada bingung (sok banget). pas gue nimbrung, kok orang yang ditanyain logatnya aneh. dalam hati gue tebak dia orang Vietnam. abis itu gue jawab yes yes aja kalo nggak gue diem. nggak ketebak apa yang dia omongin. jadi gue mengendap-endap menjauh. wekekek.

bis udah dateng. nomor bisnya kalo nggak salah 125 yang lewat Bugis. okeh kami pun naik. pakde bayar ke supir bisnya. tapi nggak bisa soalnya harus uang pas. yaudah kami turun lagi, memutuskan untuk naik taksi aja. kami tunggullah taksi itu. kali ini nggak apa-apa nunggu di pinggir jalan soalnya masih di depan hotel.

lama. taksinya bukan nggak ada, tapi penuh. taksi di sana ada notifnya di atas kap mobil. kalo ada penumpang tulisannya 'busy' warna merah. kalo udah ada pesenan tulisannya 'on call' warna kuning. kalo kosong tulisannya... aduh lupa, pokoknya warna hijau. tapi dari tadi gue nunggu yang lewat kebanyakan busy kalo nggak on call. setres.

setelah bosen nunggu (bener-bener bosen sebosen-bosennya) dapet juga taksi kosong. sebelumnya sih ada, tapi biar pakde, bude, ubed, dan uton duluan yang naik. kami, rombongan taksi kedua yang nunggunya lama. tapi sudahlah, yang penting sekarang udah duduk di taksi.

sampailah kita di Bugis Junction. tapi kok, sepi? Bugis Junction itu diibaratkan kayak Grand Indonesia. karena di situ sepi, kami nyebrang sedikit ke Bugis Street. di Bugis Street kami mulai berpencar nyari oleh-oleh.


lumayan lama belanjanya. gue bingung mau beli apa. sepupu-sepupu gue kok bisa ya belanja banyak banget... tapi ujung-ujungnya gue beli juga. yah, masa udah jauh-jauh ke sini nggak beli apa-apa.


udah selesai belanja, kami pulang. kayak biasa, nungguin taksi lagi. kayak biasa juga, rombongan taksi pertama duluan karena emang dapet taksi duluan. dan kayak biasa lagi, taksinya jarang yang kosong. mikir kalo nunggu di Bugis Street kayaknya nggak bakal dapet-dapet nih, udah malem juga soalnya. jadi kami nyebrang lagi ke Bugis Junction yang ada tempat ngantri taksinya.



pas nyampe di antrian, bukannya seneng malah tambah capek, soalnya antriannya panjang. hadeh... yaudah lah, daripada nggak pulang, ikut ngantri aja. kali ini bener-bener lama. mungkin ada sekitar satu setengah jam kita nunggu.


kalo nggak salah jam 12 malam kami baru dapet taksi. bener-bener lama banget rasanya. capek banget nunggunya. di taksi semua diem, kecapean. rombongan taksi pertama yang tadinya janjian di tempat makan malahan sampe udah pulang duluan. pas sampe hotel kami makan. untung dibeliin makanan. kalo nggak, nggak makan deh.

nggak kerasa udah jam setengah 2 pagi. tapi bener deh, kok kayak masih jam 9an gitu. nggak mikir lama-lama, gue tidur...

hotel nilai

naik taksi ke hotel. nama hotelnya Value, Value Hotel. kami terpisah di dua taksi, karena satu taksi nggak bakal muat diisi 8 orang. gue barengan sama adek gue (adit) dan dua sepupu gue (mbak epi, mas agam). okeh, jalan. eh nggak sih, naik taksi. ngobrol-ngobrol sama supirnya, tapi pas diajakin ngomong pake bahasa Melayu kok ya nggak ngerespon. si supir ketawa dan bilang kalo dia nggak bisa bahasa Melayu pake bahasa Melayu (loh?). iya, katanya cuma sedikit-sedikit ngerti. jadi percakapan dilanjutkan dengan bahasa Inggris. lumayan lah buat latihan conversation, walaupun cuma ngomong satu-dua kata. hahaha.

sebuah gedung bertingkat bertuliskan Value Hotel udah keliatan dari kejauhan. oh, itu hotelnya kami pikir. rombongan yang ada di taksi pertama (pakde, bude, ubed, uton) bilang, katanya mereka nunggu di hotel duluan. kami turun di depan hotel itu. tapi kok ya sepi? padahal taksi pertama tadi kayaknya jalan duluan. alhasil kami nunggu di sana. mungkin taksi pertama belum dateng. tapi kok lama ya? mas agam ngecek ke seberang jalan. nggak balik-balik. mbak epi ngikutin, ngecek mas agam kenapa nggak balik-balik. tapi mbak epinya juga nggak balik-balik. tinggallah di situ gue, adit, dan supir taksi yang nunggu dibayar. gue bingung. gue bisa aja bayar. tapi uang gue ringgit semua, sebagian rupiah, belum dituker. adit bilang mau ngecek mbak epi, gue larang mentah-mentah. terus gue ditinggal sendirian gitu? nggak! nggak! okelah, jadi sekarang gue harus cari money changer. tapi gue tau kalo di sini gue orang asing, jadi gue nggak mau sok tau. gue tanyalah ke supir taksi.
L : can you tell me where the money changer is?
TD : (ketawa) i don't know...
L : oh, i just have ringgit. can i... use ringgit? (ragu kalimat ini bener apa nggak)
TD : i don't think, but it's SGD 5.40, how much in ringgit? (menjulurkan struk harga; bayar taksi aja pake struk. rapi banget sih Singapur)
L : umm... i don't know
lalu mbak epi dateng, mas agam juga. mas agam dapet kabar, katanya hotelnya bukan yang di sini. okeh kami naik lagi ke taksi.

di taksi supirnya cerita kalo ternyata Value Hotel tuh ada tiga (pantesan tadi mukanya agak bingung gitu). heleh...

dan akhirnya sampailah di Value Hotel yang kayaknya ini yang paling jauh. Value Hotel di Balestier Road. haa bisa istirahat juga...

itu mbak epi...
eh ini maksudnya bukan promosi loh...

orchard rd

oh jadi kami ke orchard road. oh jadi ini jalanan yang waktu itu kebanjiran. oh jadi tempatnya kayak gini. oh...

haha, sampe sana dalam hati gue cuma bisa ber-oh ria. orchard road kalo di Jakarta tuh kayak tempatnya Senayan City yang berseberangan sama Plaza Senayan. banyak mall. tapi enak aja, nggak macet, walaupun manusianya tetep banyak. dan ternyata kami berhenti di salah satu mall di sana. et, tapi berhentinya nggak sembarangan loh. ada tempat pemberhentiannya khusus buat taksi. nanti kalo mau naik lagi, harus ngantri. ada tempat antriannya. dan kalo gue nggak salah, di Senayan City juga ada tempat antri taksi kayak gitu.

sepupu gue sebel soalnya kami nggak ke hotel dulu. iya, jadi koper-koper itu tetep kami bawa sambil makan siang di sana.


ini gue kekenyangan banget, sumpah.

haa...
udah kenyang, kami jalan lagi. kali ini kita udah dapet tempat buat tidur nanti malam.

ngantri taksi...
kecapean...

sing a pore

okeh gue lanjutin lagi ke cerita malay-singa yang sempet keputus gara-gara nyiapin buat kuliah dan agak males juga sih nge-post nya.. hehe..

ow ow ow, ternyata kami sudah sampai di terminal bis di Singapur (nama terminalnya lupa, kenapa sih, gue nggak memperhatikan itu? ckck). dengan keadaan yang setengah sadar karna ngantuk, gue bingung lagi ada di mana. tiba-tiba (pas gue bangun) supir nyuruh cepet-cepet turun buat check in, ngurus kartu imigrasi (lagi).

muka-muka ngantuk. diambil waktu naik eskalator.

proses check in itu berlangsung cepet banget karena kami cuma dikasih waktu 25 menit kalo nggak mau ketinggalan bis. mau nggak mau semuanya buru-buru kayak ngejar maling. yang mau ke toilet pun harus cepet-cepet. ngantuk gue ilang seketika.

bis-nya jalan lagi. sekarang gue nggak tidur, diem ngeliat ke luar jendela. nggak tau apa yang gue pikirin waktu itu. terus nggak lama, bis berenti lagi. ternyata kami udah sampe di tempat pemberhentian paling akhir bis. kami turun dari bis dan perbedaan suhu yang kontras terasa. tadi di bis kedinginan, pas turun kepanasan. iya, panasnya sama kayak di Jakarta.

gak tau ini maksudnya apa, gue asal poto aja

nggak tau banyak sih, tapi ini portal buat taksi. sebelum taksi beroperasi, supirnya harus absen dulu di sini. semacam alat sensor tanda pengemudi


nggak ngerti apa maksudnya. hanya membuang-buang waktu dengan berfoto sambil menunggu pakde yang lagi nyari travel. tas yang gue pake itu isinya buah durian yang dibeli di China Town waktu di Malaysia. baunya yang semerbak menghebohkan penghuni hotel yang kami tempatin di Malaysia, terutama lift-nya. bener aja, baunya nggak ilang sampe keesokan harinya.

oke jadi selanjutnya kami naik taksi. karena gue belum tau, jadi gue ikutin aja saudara-saudara gue mau ke mana. ya kalo gue jalan sendiri gue bakalan lost in singapore. eh tapi seru kali ya..
hahaha...

September 05, 2010

rubik

ya ini rubik, tapi bukan rubik biasa. ini rubik 3x3. em, oke, bukan rubik 3x3 biasa. banyak cerita terlahir darinya. banyak banget. terlalu banyak mungkin jadi gue nggak bisa menceritakannya di sini. atau... terlalu sulit untuk dijelaskan? atau... gue yang nggak bisa menjelaskan? atau... gue yang berlebihan? well, i will never ever forget all the things related to this thing.

私は彼を失うことを恐れている女の子になりたい
彼はすぐ彼女が怒っている知ってから歩くことができない1つ、
1つの眠っている彼女の声最終彼は聞くことなく落下することはできません、
自分が..なしでは生きていないことができます

September 03, 2010

sigh...

aku berlari...
terus berlari...
di keramaian aku merasa sepi...

aku berlari...
terus berlari...
lalu tersadar,
aku berlari tanpa kehendak hati...

cry, cry, and cry
blame, blame, and blame
i cry
i blame myself
i cry of blaming myself

lean
i need to lean on
pour
to pour all my tears

what's wrong with me?
i don't feel like me. i hate of hating myself. this is not me. i feel like i wanna give up...

August 22, 2010

Last Day KL

capek jalan-jalan seharian, kita istirahat di hotel. tidur-tiduran, nonton tv yang berbahasa Inggris semua, mandi, atau online lewat hape. hape gue nggak bisa online, keliatan paling sedih banget waktu itu, nggak bisa ngabarin orang-orang di Indonesia. gue pun minta pinjem sepupu gue buat buka facebook. asik. gue masukin alamat e-mail dan password, gue tunggu. tapi kok, nggak bisa? gue coba lagi dan nggak bisa lagi. gue tanya sepupu gue, katanya emang suka gitu. okeh, gue nggak jadi online. beberapa jam kemudian, gue liat sepupu gue bisa online, gue cobalah lagi. tapi pas gue coba, nggak bisa lagi. aaarrgghh... ada apa dengan gue? kok setiap gue mau coba ol nggak bisa-bisa? gue bete, pergi ke beranda, foto-foto.

lagi bengong itu...
mikir, kayaknya gue bakalan kangen sama tempat ini. sambil mikir juga, gue kangen sama orang-orang yang di Indonesia... ya... tentu aja...

paginya, abis sarapan, kita langsung jalan ke terminal bis. kita lanjut ke Singapura naik bis. lewat jalan tol yang mirip Cikampek. butuh waktu kira-kira lima jam perjalanan. di bis kita cuma bisa tidur.

bangun tidur...

ketularan narsisnya sepupu gue, jadi kejepret deh di cermin toilet...

perjalanan dilanjutkan. cuma jalanan dan pohon-pohon kalo liat ke jendela. jalan tol-nya nggak cuma dilaluin kendaraan beroda empat atau lebih, tapi juga dilewatin motor. gue sempet bingung soalnya dari tadi gue liat, nggak ada pom bensin, di rest area yang ada toiletnya tadi juga nggak ada. yang bawa motor apa nggak takut keabisan bensin di jalan? apalagi pas gue liat motor matic yang lumayan boros bensin melintas. atau gue yang nggak tau pom bensinnya? ah, tak taulah, mendingan tidur lagi.

Uptown KL

masih berpusing-pusing ria di KL abis makan. kita jalan ke pusat kota. rame banget. rame orang, bukan rame kendaraan. banyak anak-anak muda yang lagi pada nongkrong (alah). sama kayak di China Town tadi. ada orang Arab, orang India, orang bule, dan orang-orang dengan berbagai jenis warna kulit, mata, dan postur tubuh. ada seni jalanan juga.

pas gue liat-liat, sampe lubang kuping pun tertutup emas! itu orang makan waktu berapa jam ya buat melumuri tubuhnya??

aduh, gue lupa dia ngapain.

sepupu gue punya kesan sendiri abis jalan-jalan di sana. katanya serem. apalagi pas dia liat anak-anak muda yang lagi pada nongkrong tadi. katanya, 'mendingan di Jakarta, deh.' mungkin karena di Jakarta ramenya ama kendaraan kali ya, jadi nggak serem ama orang-orang yang bergerombol di pinggir-pinggir jalan.

Teh Tarik Sejuk, Nasi Goreng USA, Sate Seafood Bumbu Aneh

pusing-pusing malam di KL asik juga. tentu aja, kita kan pusing-pusingnya buat cari makan. selama di sana, gue bener-bener dicekokkin makanan. gede-gede pula porsinya. full 3x sehari, nggak kelewat satu kali pun. kita milih tempat makanan tradisional. kita juga milih tempat duduk yang outdoor. rame banget tapi orang-orang nyantai aja tuh makannya. pakde dan bude mulai menginstruksikan untuk memesan makanan. gue yang emang makannya sedikit milih menu yang kiranya sedikit porsinya. tadi siang gue liat sepupu gue makan nasi goreng USA kok kayaknya sedikit porsinya dibanding gue yang mesen nasi goreng Pattaya (nggak abis nasinya, gue kasih ke adek gue). jadi untuk makan malam gue pilih menu makan siang sepupu gue itu. jadi kira-kira yang tadi makan siang mesen nasi goreng USA atau nasi goreng Seafood, makan malamnya nasi goreng Pattaya, begitu sebaliknya. minumnya, teh tarik sejuk, yang ini bener-bener enak (enak bukan buatan kalo kata Andrea Hirata). 'sejuk' di teh tarik sejuk maksudnya teh tarik pake es. kalo kita bilangnya 'es teh tarik', pelayannya bingung.

sambil nunggu, kita beli jajanan pinggir jalan,



itu kayak sate seafood gitu. bumbu satenya mirip bumbu kacang, tapi bukan bumbu kacang. gue juga bingung mendeskripsikannya. yang muncul di otak gue saat merasakan bumbu itu adalah, aneh. belum pernah gue nyobain rasa seaneh itu. tapi lama-lama kok lumayan enak...

tuh tempat yang jual jajanannya...

pas makanan dateng, gue bingung gimana gue ngabisinnya, karena porsinya ternyata gede. yang bikin gue ketagihan malah es teh tariknya. tapi alhamdulillah abis juga. ya, walaupun agak lama sedikit karena perut gue hampir meledak.

August 14, 2010

Pusing-pusing

dari bandara kita jalan-jalan ke pusat kota. dianter pake minibus. pada badan bis ada tulisan dari bahasa Malaysia, 'Bas Persiaran'. supirnya orang India, yang setiap ngomong suka bikin orang bingung sendiri soalnya ngomong bahasa Malaysia pake sedikit logat India. tapi ya, ngerti-ngerti dikit lah. sekilas foto-foto di dalam bis,



tujuan pertama yang disaranin sang supir adalah Masjid Nasional atau gampangnya Istiqlal-nya Malaysia. masjidnya emang cantik sih, bagus. tapi luasnya masih kalah sama Istiqlal. di sana, orang non muslim yang mau masuk untuk melihat-lihat, wajib mengenakan jubah bertudung-kayak yang dipake voldemort-yang udah disediakan petugas. sayang nggak ada fotonya. tapi ada foto gue kok.. hahaha...


abis itu kita jalan-jalan lagi ke.. gue lupa namanya tapi mirip sama Kota Tua di Jakarta (lebih bersih dan terawat pastinya). di sana kita cuma foto-foto doang karena emang di sana tempat yang bagus buat foto-foto. banyak turis dan model juga di sana yang lagi berpose. meskipun terkesan tua bangunannya, tapi bangunan-bangunan tersebut masih aktif sebagai gedung pemerintahan. jalan raya di depannya jangan ditanya, lancar banget. motor pun jarang. sekalinya ada, pasti motornya motor jadul. yah, walaupun panasnya sama sih kayak di Jakarta. huehuehue...

terus kita ngelewatin Petronas. ngelewatin doang. tapi kok lama-lama berenti...


jalan-jalan di 'Kota Tua' itu kita cuma dikasih waktu 25 menit sama supirnya (kecuali Petronas, bukan di area 'Kota Tua'). kita lanjut lagi ke China Town. kayak Pasar Baru. didominasi orang-orang Cina.
pakde : abis ini kite mau ke mane ni?
supir he : lepas ni kite pusing-pusing.
pakde : pusing-pusing ke mane lagi ni kite?
supir he : kita pusing-pusing ke China Town
pusing-pusing itu artinya keliling-keliling atau jalan-jalan. maksudnya 'supir he' soalnya supirnya orang 'Indihe' alias India.

China Town tempat kita belanja oleh-oleh. di pintu masuk kita berenti di kios penjual souvenir. ada gantungan kunci, miniatur petronas, kacamata, kaos KL, dan banyak lainnya. sodara-sodara gue langsung beli banyak. gue sama adek gue cuma beli gantungan kunci yang satu setengah lusin harganya kalo nggak salah MYR 20 yang kalo dirupiahin kira-kira IDR 60.000. hahaha! belum puas belanja di situ, kita masuk lagi ke dalam pasar. banyak banget orang. orang bule, orang Arab, orang India, orang Melayu, orang Cina, orang yang lagi teriak-teriak promosiin dagangannya, orang yang sibuk ngelayanin pembeli sampe keringetan, orang yang bengong karena nggak ada yang beli dagangannya, orang bule dengan anak-anaknya yang imut-imut, orang Arab bercadar yang gede banget, orang yang... beuh... pusing-pusing emang bikin pusing...

Mr. May I Borrow

akhirnya sampai juga di negara itu. gue dengan bangga mengenakan baju batik. sengaja. dan ternyata adek gue juga. hahaha.


ini waktu baru sampe...

abis itu kita ngisi kartu imigrasi. bingung, nggak bawa pulpen. pengen minjem tapi...
ada orang bule di sebelah adek gue. cowok. gue nyuruh adek gue buat minjem. gue suruh dia latian dulu buat ngomong,
L: udah lo bilang gini aja, 'excuse me sir, may i borrow your pen?'
H: ah lo aja, males gue. (oh iya, waktu itu dia ga mau)
L: ya elah tinggal bilang gitu doang.
H: kagak ah, tar dibalesnya gini lagi, 'hey, who are you a**h***?' hahaha
L: hahaha ah lo... tinggal bilang may i borrow doang..
dan setelah itu gue menyebut bule itu dengan sebutan Mr. May I Borrow.

nyari ke sana-kemari buat minjem pulpen, akhirnya kita nemu orang Indonesia juga-kayaknya. ya karena sesama orang Indonesia jadinya kita berani ngomong buat minjem.

abis ngurus ini itu buat dapet izin masuk Malaysia, kita janji ketemuan sama pakde dan bude yang emang udah ada di sana. tapi ternyata mereka belum dateng. jadi kita tunggu dulu.



nggak lama, mereka dateng dan ngajak kita jalan-jalan. asik...